Surakarta, Tuturpedia.com – Sebanyak 33 kepala keluarga (KK) di Kampung Blangkon, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta menerima bantuan rumah layak huni, setelah tinggal bertahun-tahun berdampingan dengan makam yang terbengkalai di lingkungan kumuh.
Adanya tempat tinggal layak huni tersebut merupakan berkat dari bantuan kolaborasi antara Pemprov Jateng dan Pemkot Surakarta melalui program Omah Panel Tingkat Milik Sejahtera (Optimis).
“Ini program kami, salah satu program dalam rangka program (pengentasan) kemiskinan, setiap unit ini terdiri dari rumah dua tingkat, ukurannya 4 x 6 meter,” ucap Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana usai meninjau dan menyerahkan sertifikat tanah kepada warga penerima bantuan program Optimis, di Kota Surakarta pada hari Selasa, 30 Juli 2024.
Program ini merupakan hasil kerja sama dari banyak pihak. Pemkot Surakarta menyediakan lahan dan sarana prasarana umum, sementara Pemprov Jateng membiayai pembangunan rumah. Kemudian Baznas Jateng membantu pembuatan pondasi rumah, BPR/ BKK Surakarta menyediakan kredit mikro untuk pembiayaan tenaga padat karya dan finishing rumah. Selanjutnya BPN membantu menerbitkan sertipikat tanah dan PLN yang menyediakan listrik.
“Jadi satu rumah ini habis totalnya sekitar Rp100 jutaan. Tetapi kalau kita kolaborasi, semuanya bisa,” jelas Nana.

Nana berpesan, rumah yang sudah disediakan oleh pemerintah, diharapkan dapat dirawat dengan baik dan tidak dijual. Pemerintah juga membantu pengembangan usaha masyarakat yang sebagian besar merupakan perajin belangkon.
“Akan kita buat galeri belangkon, sehingga kampung ini menjadi pusat belanja kerajinan. Kita doakan mereka akan lebih sejahtera daripada sekarang,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jateng, Arief Djatmiko menambahkan, penanganan pemukiman kumuh di lokasi tersebut tercatat sudah digagas mulai tahun 2021. Setelah berdiskusi dengan Pemerintah Kota Surakarta dan membentuk komunitas, akhirnya diputuskan menerapkan konsep tuku lemah oleh omah.
“Ini varian baru dari program tuku lemah oleh omah, tapi tanahnya disediakan oleh Pemerintah Kota Surakarta,” terang Arif.
Konsep tuku lemah oleh omah, sambung Arief, saat ini tengah menjadi pembelajaran nasional. Harapannya, program ini akan mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
“Kita di Jawa Tengah ini membangun cukup banyak program terkait dengan pengentasan kemiskinan,” katanya.
Lebih lanjut, salah seorang warga Kampung Blangkon, Nuri (46) tidak menyangka ia akhirnya dapat memiliki rumah yang layak huni dan berstatus hak milik. Demikian pula warga lain yang kini sudah menempati rumah-rumah tersebut.
“Kami sangat terbantu dengan bantuan ini. Kami berharap belangkonnya lebih maju, hidup lebih sehat tidak seperti dulu (kumuh),” ucapnya.
Senada dengan Nuri, Ari Suryani (39), warga RT 2/RW 6 Kelurahan Serengan juga merasa puas dengan perubahan Kampung Blangkon. Sebab, pemukiman tersebut menjadi rapi, bersih, dan nyaman.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa mengatakan, dalam pelaksanaan program Optimis, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran Rp1,650 miliar, APBD Kota Surakarta Rp665 juta, serta hibah-UEA sebagai fasilitas umum Rp2,992 miliar.
“Harapan kami nanti akan ada intervensi dari Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan, dan beberapa dinas yang akan membantu dalam berusaha, termasuk pemasaran produk blangkon,” ucapnya.***
Kontributor Jawa Tengah: Rizal Akbar
Editor: Annisaa Rahmah