banner 728x250
Health  

Perhatikan Kesehatan Remaja, RSWN Semarang Luncurkan Program Deteksi Kesehatan Mental untuk Pelajar

Pemkot Semarang luncurkan Program Deteksi Kesehatan Mental bagi Pelajar. Foto: Dok. Pemkot Semarang
Pemkot Semarang luncurkan Program Deteksi Kesehatan Mental bagi Pelajar. Foto: Dok. Pemkot Semarang
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Tuturpedia.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Rumah Sakit Daerah KRMT Wongsonegoro Kota Semarang terus berinovasi guna melayani masyarakat.

Pada Selasa (23/7/2024), Pemkot Semarang meluncurkan program untuk mendeteksi kesehatan mental siswa siswi SMP bernama Wongso Sultan Mataram. Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu beri apresiasi terhadap program tersebut, mengingat betapa pentingnya deteksi dini kesehatan mental remaja di Kota Semarang.

“Ini merupakan sistem atau aplikasi terkait dengan kesehatan mental remaja. Kesehatan mental menjadi yang utama, karena kalau pendidikan sekolah biasa, akademik masih bisa dipelajari. Tetapi kalau namanya mental ini kan kita harus deteksi awal,” ucap Wali Kota Semarang, Hevearita.

Pemkot Semarang luncurkan Program Deteksi Kesehatan Mental bagi Pelajar. Foto: Dok. Pemkot Semarang
Peluncuran Program Deteksi Kesehatan Mental bagi Pelajar. Foto: Dok. Pemkot Semarang

Dia pun melanjutkan, bahwa aplikasi ini amat penting untuk menyiapkan generasi emas 2045 agar anak-anak Semarang mempunyai kesehatan mental yang baik.

“Sehingga kita harapkan memang menjadi anak-anak yang hebat sesuai kompetensi masing-masing,” harapnya.

Program ini juga mengembangkan SDQ (Strength and Difficulties Questionnaire) digital yang diberi nama Wongso Sultan Mataram dalam aplikasi MY RSWN yang dapat diunduh di Play Store. SDQ digital ini merupakan kuesioner singkat mengenai atribut positif dan negatif anak dan remaja yang terdiri dari 25 item.

Hasil penelitian deskriptif terhadap 578 pelajar SMP di Semarang yang dilakukan dr. Fitri Hartanto dan dr. Hendriani Selina, menunjukkan bahwa masalah emosi ditemukan pada 18,5% siswa, perilaku 13,9%, total difficulties 9,1%, prososial 8,1%, hiperaktif 4,9%, dan peer group 3,8%.

Studi awal pada penggunaan aplikasi SDQ digital di dua SMP juga ditemukan lima siswa yang memerlukan bimbingan dengan psikiater di RSWN.

Direktur RSWN, dr. Eko Krisnarto, menerangkan bahwa aplikasi ini jadi bagian dari program Rumah Sakit Tanpa Dinding (RSTD) RSWN.

“Ini adalah implementasi rumah sakit tanpa dinding RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang sebagai pusat layanan konsultasi, terapi, dan rehabilitasi kesehatan mental remaja Kota Semarang yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan generasi emas,” kata Eko.

Aplikasi ini juga memungkinkan siswa SMP untuk mengisi kuesioner yang terdiri dari 25 item, yang membantu menilai gangguan perilaku, gangguan peer group, serta gangguan emosional.

“Sasarannya yakni semua SMP, semua siswa SMP mengisi kuesioner tersebut. Kemudian kita kumpulkan dan screening lagi. Setelah diisi, guru BK akan mencocokkan melihat hasilnya dan bekerja sama dengan psikolog untuk menentukan langkah selanjutnya,” lanjut Eko.

Jika nanti ditemukan siswa yang membutuhkan pendampingan, pihaknya juga akan melibatkan psikiater maupun psikolog yang bekerja sama dengan Universitas Soegijapranata agar siswa siswi memperoleh perhatian lebih.

Dalam kesempatan itu, RSWN menggandeng guru BK sebagai mitra di sekolah dan TP PKK yang mendampingi para remaja di lingkungan rumah. Keluarga mempunyai peran penting dalam mencegah gangguan kesehatan mental remaja dan menyebutkan faktor-faktor seperti kurangnya perhatian anggota keluarga, tuntutan orang tua yang berlebihan, hingga seringnya pertengkaran orang tua dapat memicu gangguan tersebut.***

Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko.

Editor: Annisaa Rahmah.