Tuturpedia.com – Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menghadiri kegiatan dialog bertajuk Desak Anies Yogyakarta (Edisi Pendidikan) pada Selasa (23/1/2024) di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta.
Dalam sesi tanya jawab, seorang perempuan bernama Aida mengajukan sebuah pertanyaan kepada Anies Baswedan.
“Saya waktu sekolah menengah itu terpaksa beasiswa saya dicabut Pak, karena untuk mendapatkan beasiswa tersebut saya harus masuk di sekolah itu,” ceritanya.
Aida juga menjelaskan bahwa sekolah tersebut adalah salah satu sekolah favorit di Jombang, Jawa Timur. Namun, ia mengalami kendala ketika proses penerimaan siswa.
“Sekolah tersebut adalah sekolah madrasah di kota santri tapi tidak bisa menerima saya karena aksesibilitas difabel, terutama di lingkungan pendidikan keagamaan itu Allahuma, minim sekali Pak,” jelasnya.
“Jadi saya ingin mendesak Bapak bagaimana agar pondok-pondok pesantren terutama madrasah di Indonesia, madrasah swasta memang tidak terlalu bisa diutik-utik oleh negara, tapi setidaknya madrasah-madrasah negeri aksesibilitasnya harus diperbaiki,” tanya Aida.
Selain itu, Aida menyampaikan jika aksesibilitas untuk difabel di Universitas Gadjah Mada hanya 50 persen.
“Saya sendiri merasakan bahwa aksesibilitas di UGM sendiri untuk difabel itu hanya 50% yang bisa saya gunakan secara mandiri. Ini UGM, bagaimana dengan universitas di provinsi lain?” tuturnya.
Aida berharap, apabila terdapat pemenang tender atau program pemerintah agar melibatkan difabel setidaknya untuk mencoba semua fasilitas yang ada.
Setelah mendengarkan pertanyaan dari Aida, Anies pun memberikan pernyataan bahwa saat ini penyandang disabilitas termasuk masyarakat yang paling jarang mendapatkan perhatian.
Oleh karena itu, Anies dan pihaknya berkomitmen memberikan perhatian kepada empat kelompok masyarakat.
“Kalau empat kelompok ini diperhatikan, sisanya aman. Siapa kelompok itu? Satu, penyandang disabilitas, dua ibu hamil, tiga anak-anak, empat lansia,” terang Anies.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan bahwa fasilitas yang baru dibangun harus ramah disabilitas. Sementara itu, untuk fasilitas yang sudah ada akan dikoreksi secara bertahap.
“Fasilitas-fasilitas yang dibangun baru harus menyiapkan untuk penyandang disabilitas, yang sudah terlanjur secara bertahap dikoreksi,” ucap Anies.
“Ini kami lakukan di Jakarta, saat kami bertugas di Jakarta semua pembangunan gedung baru harus melibatkan penyandang disabilitas dan harus ramah untuk disabilitas,” lanjutnya.
Jika terpilih sebagai presiden, Anies akan memberikan pos anggaran kepada sekolah yang menerima siswa dengan kebutuhan khusus.
“Ketika sebuah sekolah menerima anak yang memiliki kebutuhan khusus, harus diberikan pos anggaran untuk menyiapkan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan untuk anak itu di sekolah itu,” imbuhnya.***
Penulis: Ixora F
Editor: Annisaa Rahmah
Respon (0)