banner 728x250

Zulkifli Hasan Bagi-Bagi Uang ke Nelayan, Prabowo: Dia Orang yang Suka Sedekah

Singgung soal Zulkifli Hasan dan politik uang, Prabowo sampaikan hal ini. FOTO: Tangkapan layar YouTube Najwa Shihab
Singgung soal Zulkifli Hasan dan politik uang, Prabowo sampaikan hal ini. FOTO: Tangkapan layar YouTube Najwa Shihab
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Bakal calon presiden (bacapres), Prabowo Subianto hadir di acara “3 Bacapres Bicara Gagasan” yang diadakan oleh Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada pada Selasa (19/9/2023).

Pada perbincangan itu, Najwa Shihab bertanya kepada Prabowo mengenai pendapat terkait tantangan politik uang dan biaya politik di Indonesia yang luar biasa.

Prabowo menyatakan, ia tidak membenarkan adanya politik uang dan tidak boleh ada politik uang. Sebaiknya jika ada kejadian seperti itu, tidak perlu diterima.

Namun, di sisi lain menurut Prabowo kalaupun ingin menerima, silakan terima saja asal tidak mengikuti arus politik uang tersebut.

Kemudian Najwa Shihab sempat menyinggung Prabowo soal Ketua Umum (Ketum) Partai PAN, Zulkifli Hasan dalam Koalisi Indonesia Maju yang membagikan uang sebesar Rp 50.000 ke nelayan.

Lalu Prabowo menegaskan, “tapi Pak Zulkifli tidak nyapres, tidak nyagub, tidak nyaleg, tidak nyabup, dia tidak mau jadi kepala desa pun. Jadi, dia orang yang suka sedekah.”

“Saya katakan terima uangnya, ikuti hatimu, kalau hatimu tidak suka PAN, jangan pilih,” tambah Prabowo, dikutip Tuturpedia.com dari YouTube Najwa Shihab pada Rabu (20/9/2023).

Melengkapi pendapat di atas, Prabowo menanggapi dengan setuju, bahwa memang politik uang masih terjadi di negeri ini, dan biaya politik yang tidak terbilang sedikit.

“Setuju, karena itu di mana-mana saya bicara, mohon juga para pakar dari fakultas politik, hukum, coba pikirkan, cari sistem yang memungkinkan sistem pemilihan pemimpin dan wakil kita tidak mahal. Mari kita belajar, kalau kita belajar dari negara-negara lain, negara lain ya pemerintah yang banyak ambil alih biaya untuk politik. Kemudian sistemnya dibuat supaya tidak mahal. Ini yang saya inginkan,” ungkap Prabowo.

Harta Kekayaan Prabowo

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dikeluarkan oleh KPK per 31 Maret 2023 periodik 2022, disebutkan bahwa kekayaan Prabowo sebesar Rp2,4 triliun. Sekaligus menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan dua bacapres lainnya.

Membahas harta kekayaan Prabowo, Najwa Shihab kembali bertanya apakah dengan harta yang dimiliki oleh Prabowo tersebut, membuatnya aman dan tidak perlu bersusah payah dalam mengikuti kontestasi politik.

“Mbak Nana, saya sudah jadi pengusaha 20 tahun lebih ya, dan kalau Anda mengerti business ada perbedaan antara aset yang dinilai, tanah aset dinilai, ada nilainya dan cash, uang yang bisa dipakai, aset saya kalo dipelajari hanya aset, tapi juga yang tidak bersifat cash, bahkan banyak aset saya, pabrik saya yang mandek karena saya tidak dapat kredit, karena saya tidak berkuasa 20 tahun, Mbak,” ucap Prabowo.

Kemudian Prabowo menyambungkan pernyataan sebelumnya, ia mengatakan bukan berarti aman dengan harta banyak yang ia miliki. Bahkan ia mengakui terkadang menjual beberapa asetnya.

“Saya kira bukan aman ya, dalam arti yang saya katakan tadi, apakah umpamanya ya saya punya tanah yang sudah berapa puluh tahun ya kan, tentunya nilainya tambah di atas kertas, kalau saya butuh uang, saya mau jual, siapa yang mau beli? Belum tentu ada yang mau beli, tapi saya akui dalam beberapa keadaan terjepit saya hidupnya dari jual aset,” tutur Prabowo.

Di sisi lain, Prabowo tidak menganjurkan hal itu untuk ditiru. Dia terkadang terpaksa untuk menjual aset tanah untuk biaya kebutuhan partainya.

Namun keadaan sudah berbeda, Prabowo mengungkapkan jika sekarang partainya yang lebih banyak membiayai dirinya. Dengan demikian, pembiayaan mandiri sudah berjalan.

Prabowo pun memberikan contoh terkait partai Gerindra, “Tidak pernah saya kasih uang untuk Gerindra di provinsi, Gerindra di kabupaten tidak, mereka sendiri, mereka bikin kantor sendiri, mereka bangun kantor sendiri di mana-mana, kita adalah partai dari bawah,” pungkasnya.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses