Tuturpedia.com – Aktor terkenal dari Hollywood, Will Smith, baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia telah menyelesaikan pembacaan (khatam) Al-Qur’an selama bulan Ramadan, mencakup keseluruhan 30 juz.
Pengakuan ini datang dalam sebuah wawancara di program Big Time Podcast, seperti yang dilaporkan oleh Saudi Gazette pada Rabu (20/3/2024).
Smith, yang tengah menjalani masa sulit selama dua tahun terakhir, menyatakan bahwa pencarian ketenangan batin mendorongnya untuk menelusuri kitab suci tersebut.
“Ada periode dalam hidup saya di mana saya ingin memperluas pemahaman saya sebanyak mungkin, sehingga saya bisa merangkul sebanyak mungkin orang,” ujarnya, menggambarkan dorongan untuk menjelajahi Al-Qur’an.
Smith juga mengungkapkan rasa kagumnya terhadap kesederhanaan Al-Qur’an.
Dia merasa terkesan dengan bagaimana pesan-pesan dalam kitab suci tersebut disampaikan dengan jelas dan menyebutkan khususnya ketika dia terpukau oleh kisah Nabi Musa a.s. yang terdapat di dalamnya.
“Saya sangat kagum dengan banyaknya referensi tentang Nabi Musa a.s. dalam Al-Qur’an,” tuturnya, menyoroti salah satu aspek yang paling memukau baginya.
Tidak hanya itu, Smith juga mencatat kesederhanaan dalam penyampaian Al-Qur’an sebagai sesuatu yang sangat menarik baginya.
“Salah satu hal yang saya kagumi dari Al-Qur’an adalah kesederhanaannya. Pesan-pesan di dalamnya sangat jelas, sulit untuk disalahpahami,” katanya, menggambarkan kekagumannya terhadap kejelasan yang terdapat dalam setiap ayat.
Kitab Suci yang Sudah Dibaca Will Smith
Will Smith juga mengungkap bahwa selain membaca Al-Qur’an, dia juga menghabiskan waktu untuk membaca Taurat dan Alkitab, serta merenungkan keterkaitan yang mendalam di antara ketiganya.
Menurutnya, ada benang merah yang menghubungkan cerita-cerita dari Taurat, Alkitab, dan Al-Qur’an.
“Saya telah meluangkan waktu untuk membaca semua kitab suci dan saya terkesan dengan konsistensi ceritanya. Dari Taurat hingga Alkitab dan Al-Qur’an, semuanya tampak seperti satu narasi yang bersambung,” ucapnya.
Smith juga mengarahkan perhatiannya pada silsilah Nabi Ibrahim, yang dalam tradisi agama Abrahamik diakui sebagai nenek moyang bersama.
Dia mengingatkan bahwa dari garis keturunan Ibrahim, lahir dua tokoh penting dalam sejarah agama, Nabi Ismail dan Nabi Ishaq, yang memberikan dimensi tambahan pada pemahaman akan keterkaitan antara agama-agama tersebut.
Selain itu, dalam wawancara tersebut, Smith juga berbagi pengalamannya berkunjung ke Arab Saudi.
Dia menunjukkan ketertarikannya pada kehidupan di sana, mengungkapkan bahwa dia menyukai suasana di kota Jeddah dan Riyadh. Selama kunjungannya, Smith juga melakukan tur proyek NEOM.
“Ada sesuatu tentang kehidupan di sini (Arab Saudi) yang saya sukai,” ungkapnya.***
Penulis: Muhamad Rifki.
Editor: Annisaa Rahmah.















