banner 728x250

Utang Negara Dikabarkan Menurun Lagi di Kuartal II 2023, Ini Penjelasan Bank Indonesia! 

Bank Indonesia kembali mengumumkan turunnya Utang Luar Negeri Indonesia. Foto: Freepik.com/gpointstudio
Bank Indonesia kembali mengumumkan turunnya Utang Luar Negeri Indonesia. Foto: Freepik.com/gpointstudio
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Utang Negara Indonesia kembali mengalami penurunan di tahun 2023. Hal ini dijelaskan oleh Bank Indonesia yang mengumumkan jika Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kembali mengalami penurunan di Kuartal ke II tahun 2023 jika dibandingkan dengan ULN yang tercatat di Kuartal I 2023. 

Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia pada Kamis (31/8/23), ULN Indonesia yang semulanya tercatat sebesar 402,8 miliar dollar AS ini menurun ke angka 396,3 miliar dollar AS.

Dengan demikian, ULN Indonesia mencatat kontraksi pertumbuhan sebanyak 1,4% (year-of-year), setelah di kuartal sebelumnya mencapai kontraksi pertumbuhan sebanyak 1,9% (year-of-year). 

Penurunan Terbesar dari ULN Swasta

Penurunan ULN Indonesia ini penyebab utamanya adalah penurunan ULN yang ada pada sektor swasta. Dikutip dari Kemenkeu, ULN Swasta meliputi utang Lembaga Keuangan (Bank atau Lembaga Keuangan bukan Bank) dan bukan Lembaga Keuangan.

Penurunan ULN ini disebabkan semakin dalamnya kontraksi yang terjadi di ULN Lembaga Keuangan dan juga lembaga non-keuangan Indonesia yang masing-masing mengalami pertumbuhan kontraksi sebesar 7,4% (year-of-year) dan 5,1% (year-of-year)

Bukan hanya itu, di sektor ekonomi ULN swasta terbesar bersumber dari beberapa sektor lainnya, seperti sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pertambangan dan penggalian, dan lainnya. Beberapa sektor ini memiliki jumlah 78,2% dari total ULN swasta. 

Namun pastinya, ULN swasta tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4% terhadap ULN swasta.

Dari runtutan sektor swasta di atas, posisi ULN swasta di akhir Kuartal ke II tahun 2023 ini tercatat sebesar 194,4 miliar dollar AS atau turun sebesar 5,3 miliar dollar AS dari jumlah di kuartal sebelumnya. Artinya, secara tahunan ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan 5,6% (year-of-year).

ULN Pemerintah Juga Ikut Turun

Dari laman Kemenkeu disebutkan ULN Pemerintah adalah utang yang dimiliki pemerintah pusat yang terdiri dari utang bilateral, multilateral, komersial, supplier, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk. 

ULN Pemerintah di kuartal ke II tahun 2023 ini tercatat sebesar 192,5 miliar dollar AS dan mengalami penurunan sebesar 1.5 miliar dollar AS. 

Hal ini disebabkan adanya pembayaran neto pinjaman luar negeri dan global bind yang jatuh tempo. Selain itu, investasi portofolio di pasar surat berharga negara juga meningkat disebabkan pandangan positif dari pala pelaku pasar global yang tetap terjaga.

Sementara itu, dukungan ULN Pemerintah mencakup beberapa faktor, antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,1% dari total ULN pemerintah); administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,0%); jasa pendidikan (16,8%); konstruksi (14,2%); serta jasa keuangan dan asuransi (10,1%). 

Bank Indonesia dan Pemerintah Bekerjasama Memantau Perkembangan ULN

Bank Indonesia menilai jika penurunan ULN yang dialami Indonesia didasari oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Lembaga Keuangan Indonesia ini juga menganggap jika struktur ULN masih terbilang tetap sehat. Hal ini ditunjukkan dengan mendominasinya ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,7% dari total ULN. 

Sementara itu terkendalinya ULN Indonesia di kuartal kedua ini juga tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun ke angka 29,3% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 

Untuk mengoptimalkan perkembangan ULN ini, Bank Indonesia dan Pemerintah terus berupaya untuk saling berkoordinasi untuk menerapkan prinsip kehati-hatian. 

Keduanya juga akan terus memastikan ULN akan tetap berperan untuk mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Juga meminimalisasi risiko yang akan berpengaruh pada berbagai sektor ekonomi Indonesia.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses