Tuturpedia.com – Manfaat dari acara kebudayaan kungkuman di Tugu Suharto, Semarang sangat dirasakan bagi para pedagang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat.
Hal itu diungkapkan oleh Ahmad Yani (35), pedagang makanan siap saji, saat diwawancarai Tuturpedia.com di jalan Tugu Suharto, Kelurahan Bendanduwur, Kecamtan Gajahmungkur, Kota Semarang.
Ia merasa senang dengan adanya acara ini karena pengunjung yang datang ribuan orang dari siang, malam, hingga dini hari. Dengan demikian, para pedagang sangat puas menjajakkan barang dagangannya.
“Ini kan acara satu tahun sekali, pengunjung antusias pada berdatangan kemari. Terus lihat, ya istilahnya penasaran. Yang jualan sama aja toh,” tuturnya, Rabu (19/7/2023) dini hari.
Yani sendiri mengaku merasa terbantu dengan acara ini. Dirinya berharap, acara Kungkuman ini bisa terus meriah agar pedagang UMKM bisa ikut merasakan manfaatnya.
“Harapannya, ya, bisa seperti ini terus, lah. Ya, terbantu juga untuk pedagang-pedagang bisa menikmati penghasilannya juga,” katanya.
Di sisi lain, para pelapak UMKM juga memiliki kontribusi dalam memeriahkan gebyar budaya Tugu Suharto ini.
Kontribusi UMKM
Diwawancarai terpisah, Ketua RW 4 Kelurahan Bendanduwur, Ahmad Fauzi mengakui adanya andil positif dari para UMKM yang berjualan di sekita jalan Tugu Suharto.
“Alhamdulillah, panitia terbantu dengan adanya UMKM. Karena pengeluarannya juga nominalnya besar, apalagi ini wayang pasti 10 ke atas, kan. Dengan dana kebersihan, tentunya UMKM sangat membantu,” ujarnya saat diwawancarai.
Kebijakan yang diberlakukan oleh panitia ini sangat tepat dan tidak melanggar aturan yang ada.
“Memang kemarin sudah konsultasi ke Polsek, melanggar atau engga kaitannya dengan hukum. Ternyata engga,” ucapnya.
Untuk memeriahkan tradisi ini, sekitar lima tahun ke belakang kegiatan ini disertai dengan acara tausiyah dan wayang.
“Pengadaan acara pengajian termasuk wayang itu termasuk baru. Dulu tidak ada,” tuturnya.
Pelapak
Ahmad Fauzi menyebutkan, para pelapak ini terdiri dari warga RW 4 dan pendatang.
“Pelapak ini dari warga RW 4 sekitar 20 lebih dan dari pendatang juga banyak. Kalau warga bayarnya Rp20.000, kalau pendatang Rp60.000,” katanya.
Pada tahun-tahun lalu, sambungnya, pihak panitia banyak yang menutup kekurangan biaya terkait pengadaan wayang. Namun, di tahun ini banyak yang berkontribusi ikut andil dalam membantu memeriahkan acara ini.
“Sekarang, insyaaAllah, tidak nomboki. Sebab dari sponsor ada yang masuk, termasuk dari pihak pemerintahan,” ucapnya.*
Kontributor Jakarta: Al-Afgani Hidayat