Tuturpedia.com – Tradisi salat tarawih kilat ramai jadi sorotan warganet di media sosial X (Twitter). Tradisi ini masih dilestarikan di Ponpes Al-Quraniyah Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu.
Disebut tarawih kilat karena di Ponpes ini dilakukan sebanyak 23 rakaat, tetapi hanya berlangsung selama 6 sampai 7 menit saja.
Pelaksanaan salat tarawih kilat ini ternyata mampu menyedot animo masyarakat untuk beribadah.
Hal itu dibuktikan dengan pelaksanaan salat tarawih pada Selasa (12/3/2024) malam di masjid yang menjadi lokasi salat terlihat penuh. Bahkan, banyak jamaah yang sampai memenuhi teras masjid.
Antusiasme jamaah melaksanakan salat tarawih kilat ini dibenarkan oleh pengurus pondok pesantren Al Quraniyah, KH Azun Mauzun. “Iya, sampai teras masjid,” ujarnya, dikutip Tuturpedia pada Minggu (17/3/2024).
Sementara itu, mayoritas jamaah salat tarawih kilat ini didominasi oleh anak-anak muda. Meski demikian, ada juga orang dewasa yang ikut salat di Masjid ponpes setempat.
Terlihat dari video yang beredar di media sosial Twitter atau X, gerakan ruku, itidal bahkan sujud pada salat tarawih di ponpes Indramayu itu hanya memerlukan waktu 1 detik.
Sementara itu, KH Azun Mauzun menjelaskan, salat tarawih kilat ini sudah menjadi tradisi sejak 2006 dan memang bertujuan mengajak kawula muda memperbanyak ibadah di bulan suci Ramadhan.
Selain itu, digelarnya salat tarawih kilat ini juga merupakan bentuk permintaan masyarakat. Sebab, tradisi ini sudah melekat di masyarakat sekitar ponpes itu.
Ketua MUI Tanggapi Fenomena Salat Tarawih Singkat
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis ikut buka suara terkait fenomena salat tarawih kilat ini. Ia menyarankan agar salat dilakukan secara tumakninah.
“Kita sarankan salat itu tumakninah. Tumakninah itu artinya setiap gerakan, rukuk, itu tumakninah (atau) ada jeda tenang,” ujar Cholil Nafis.
Sebagai informasi, tumakninah merupakan kondisi diam dan tenang sejenak ketika setiap anggota badan berada di posisi sempurna saat melakukan rukun salat.
“Berharap kalau itu salat, ya ikuti lah sebagaimana kita melihat Rasulullah waktu salat,” jelas Cholil.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda