banner 728x250

Sudah Lama Ditinggalkan, Ternyata Mercon Bumbung Punya Cara Pembuatan yang Unik

TUTURPEDIA - Sudah Lama Ditinggalkan, Ternyata Mercon Bumbung Punya Cara Pembuatan yang Unik
Cara pembuatan mercon bumbung yang unik. Foto: Istimewa
banner 120x600

Jateng, Tuturpedia.com – Bagi sebagian masyarakat Kabupaten Blora, Jawa Tengah, permainan mercon bumbung tentu tak lagi asing terdengar.

Meski tergerus zaman yang kian modern dengan adanya gawai di tangan, salah satu permainan tradisional ini yang sudah jarang dimainkan para remaja sebagai tiruan meriam pada saat Ramadhan.

Namun, karena tujuan pembuatannya untuk permainan saja, yang utama pada alat ini adalah kualitas suara dentumannya.

Mercon bumbung bisa tergolong menjadi salah satu jenis petasan yang berbahan dasar alat-alat tradisional.

“Berbeda dengan meriam sungguhan, mercon bumbung tidak mengeluarkan bola panas. Alat tradisional ini hanya mengeluarkan bunyi ledakan yang cukup keras, karena tujuannya hanya untuk permainan saja,” kata Beni, warga Blora, Senin (11/3/2024).

Beni mengungkapkan tingkatan kerasnya sebuah dentuman dari mercon bumbung tergantung dari pemilllihan atau kualitas bambu.

Lebih lanjut, Beni juga mengatakan, di era modern saat ini, keberadaan mercon bumbung mulai punah. Hal itu karena para remaja sudah mengikuti perkembangan zaman.

“Kalau dulu itu setiap Ramadhan, sebelum ada HP Android pada ngumpul di sawah dan lapangan untuk berkumpul adu Mercon Bumbung sambil menunggu buka puasa. Kalau sekarang kelihatannya jarang ada lagi, karena iya itu jaman sudah berkembang,” ungkapnya.

Dirinya juga menyampaikan mercon ini terbuat dari sebilah batang pohon bambu pilihan. Kemudian, bambu ini dimasukkan bahan minyak tanah dan karbit, serta air untuk menghasilkan suara dentuman.

“Biasanya menggunakan karbit, minyak tanah dan air. Pilihan ini sesuai selera. Kemudian, kedua ujung bambu harus tertutup rapat. Penutupnya dapat menggunakan kain bekas,” jelasnya.

Untuk mengoperasikannya agar dapat memproduksi sebuah dentuman, lanjut Beni, mercon bumbung membutuhkan sulutan api. 

Api tidak serta merta berasal dari korek, tetapi menggunakan sebilah kayu yang cukup panjang dengan ujung yang sudah terlilit kain. 

“Kemudian ujung kayu tersebut dicelupkan ke dalam minyak tanah lalu baru disulut api. Setelah itu, ujung kayu dengan api menyala dimasukkan ke dalam pangkal lubang bambu yang dijadikan media untuk melakukan permainan. Jika berhasil, maka bambu tersebut akan menghasilkan suara dentuman yang keras,” terangnya.***

Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses