banner 728x250

Setelah Pengeboman di Ankara, Turki Layangkan Serangan Udara ke Markas PKK di Irak

Markas PKK di Irak mendapatkan serangan balik Turki setelah sebabkan ledakan bom di Ankara. FOTO: freepik.com/standret
Markas PKK di Irak mendapatkan serangan balik Turki setelah sebabkan ledakan bom di Ankara. FOTO: freepik.com/standret
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Setelah peristiwa bom bunuh diri di Turki tepatnya di Ankara, Turki mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melancarkan serangan udara ke sasaran militan Irak Utara. 

Bukan hanya itu, Turki juga menyatakan mereka telah menahan tersangka pengeboman Ankara di daerah Istanbul pada 2 Oktober 2023 malam. 

Dikutip Tuturpedia.com dari Reuters, Selasa (3/10/23) pengeboman di Ankara terjadi pada Minggu (1/10/23) yang melibatkan dua penyerang dengan meledakkan bom di gedung pemerintahan Ankara.

Bom tersebut menewaskan salah satu penyerang dan diidentifikasi sebagai anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK). 

Selain itu, peristiwa ini merenggut dua korban jiwa dan melukai dua orang polisi yang sedang berjaga. Menurut kabar yang beredar, aksi ini dilakukan oleh PKK.

Pasca Turki melayangkan bom ke markas PKK, Kementerian Pertahanan setempat mengatakan jika banyak militan yang dinetralkan atau terbunuh pada serangan balik tersebut. 

Dikutip dari France 24, dampak lain dari pengeboman tersebut, Turki menghancurkan 20 titik sasaran seperti gua, tempat perlindungan, dan gedung yang digunakan oleh PKK di wilayah Metina, Hakurk, Qandil, dan Gara di Irak. 

PKK merupakan organisasi yang berbasis di Irak, tetapi organisasi ini akhirnya ditetapkan sebagai teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Hal ini disebabkan PKK telah melancarkan aksi pemberontakan terhadap Turi Tenggara pada 1984 dan menewaskan lebih dari 40.000 korban jiwa. 

Sebab itu, Turki diketahui telah meningkatkan aksi militer terhadap PKK di Irak selama beberapa tahun terakhir.

Aksi tersebut dinilai Turki sebagai hak pertahanan diri dan mendasari aksi tersebut dengan Pasal 51 Piagam PBB. 

Pemerintah Irak menyatakan mereka menolak serangan udara Turki ataupun kehadiran pangkalan Turki di wilayah Kurdistan.

Presiden Turki Latif Rashid berharap negaranya dapat mencapai kesepakatan dengan Ankara untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Pengeboman di Ankara tepatnya di Ataturk Boulevard menjadi yang pertama sejak 2016, ketika terjadi berbagai serangan di kota-kota Turki yang diklaim dilakukan oleh militan Kurdi, ISIS, dan kelompok lainnya. 

Atas terjadinya pengeboman ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan akan mendukung sekutu NATO, yaitu Turki.

Pihak AS mendesak Turki untuk melakukan kerjasama kontra terorisme bersama. 

Pernyataan lain juga datang dari Presiden Turki, Tayyip Erdogan, yang menyatakan jika Turki akan mempertahankan “Strategi Jalur Keamanan” sedalam 30 km di luar perbatasan daerah selatan dengan Suriah dan Irak.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses