banner 728x250

Sempat Disinggung Mahfud MD Soal Era Jokowi Rajin Impor Pangan pada Debat Cawapres 2024, Berikut Faktanya

TUTURPEDIA - Sempat Disinggung Mahfud MD Soal Era Jokowi Rajin Impor Pangan pada Debat Cawapres 2024, Berikut Faktanya
Fakta seputar impor pangan selama kepemimpinan Jokowi yang sempat disinggung Mahfud MD. Foto: Tangkapan layar YouTube KPU RI
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Dalam debat cawapres 2024, Mahfud MD sempat singgung soal era Jokowi yang rajin impor pangan, lalu bagaimanakah faktanya?

Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Selasa (23/1/2024), calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD menyebutkan bahwa Prabowo pernah kritisi Jokowi yang berjanji tak akan melakukan impor komoditas pangan, tetapi janji itu ternyata diingkari. 

Hal tersebut ia sampaikan dalam debat cawapres 2024 yang berlangsung pada Minggu (21/1) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta. 

“Saudara pada tanggal 17 Februari 2019 dalam sebuah debat calon presiden, itu Pak Prabowo mengatakan bahwa Pak Jokowi itu menyampaikan tidak akan mengimpor komoditas-komoditas pangan jika nanti terpilih presiden. Ternyata, kata Pak Prabowo, empat tahun memimpin Pak Jokowi masih mengimpor dan itu merugikan banyak petani,” kata Mahfud. 

Prabowo diketahui memang sempat mempertanyakan kebijakan impor pangan yang dilakukan oleh Jokowi pada debat kedua Pilpres 2019 lalu. Lalu apakah benar jika presiden Jokowi masih melakukan impor pangan hingga ratusan ton? 

Fakta Seputar Impor Pangan Selama Kepemimpinan Jokowi

Berdasarkan data dari Data Badan Pangan Nasional (NFA), pada Maret hingga Mei 2023 menyebutkan jika pemerintah memang berencana melakukan impor beberapa komoditas pangan seperti beras sebanyak 500.00 ton, jagung 527.241 ton, bawang putih 190.325 ton, kedelai 746.956 ton, daging sapi 89.054 ton hingga gula konsumsi sebanyak 448.550 ton. 

Tak hanya pada 2023 saja, pemerintah juga diketahui telah melakukan impor beras sebanyak 492.863 ton pada 2022. Namun, baru terealisasi pada awal 2023 lalu.

Kemudian pada Januari hingga Februari 2023, pemerintah juga telah mengimpor jagung serta kedelai masing-masing sebanyak 127.165 ton dan 352.666 ton. 

Bahkan pada sepanjang tahun 2023 lalu, ada peningkatan impor beras yang mencapai 613,61 persen dibandingkan dengan 2022 lalu. 

Menurut Pudji Ismartini selaku Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS sempat mengungkapkan jika impor beras pada 2023 merupakan impor terbesar selama lima tahun terakhir. 

“Selama lima tahun terakhir, impor beras di tahun 2023 ini merupakan yang terbesar,” kata Pudji Ismartini.

Selain itu, Kementerian Perdagangan juga mengungkapkan jika sejak 2004 hingga 2023, Indonesia mengalami peningkatan impor pangan sangat signifikan. Adapun komoditas yang diimpor meliputi gandum, bawang putih, buah-buahan dan juga gula pasir. 

Adapun BPS juga sempat menunjukkan data impor pangan Indonesia yang mengalami fluktuasi sejak 2019 hingga 2023. 

Sementara itu, Kementan ikut buka suara soal impor pangan yang disebut banyak dilakukan sejak era Jokowi. 

Menurut Prihasto Setyanto selaku Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), impor dilakukan lantaran adanya penurunan produksi pangan. Salah satu contohnya ialah produksi beras yang mengalami penurunan akibat dari El Nino. 

“Kalau (impor pangan) meningkat sih iya. Ini kan karena kita menghadapi El Nino, seperti itu sehingga produksi menurun. Karena memang kondisinya seperti itu, El Nino,” ujar dia kepada detikcom.

Lebih lanjut, Kementan mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mulai mengurangi impor pangan dan menggenjot produksi.

Beberapa langkah yang telah dilakukan adalah pemenuhan pupuk, benih dan memperbaiki jaringan irigasi bagi petani. 

“Kita juga harus menyiapkan tandon-tandon air. Jadi, ketika air berlebih kita harus menyimpan air tersebut. Jadi tadi, benih, pupuk, jaringan irigasi, terus penyimpanan air atau water storage,” terang dia.

Saat ini, Kementan memang tengah melakukan percepatan tanam di atas 1,5 juta ha lahan pertanian khususnya untuk komoditas beras. Percepatan dan perluasan tanam ini dilakukan guna mengurangi impor pada tahun ini.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses