Jateng, Tuturpedia.com – Kuda lari dapat di buru, nasib orang tak ada yang tau. Itulah ungkapan yang pas untuk anak seorang sopir truk di wilayah kecamatan Jiken, yang saat ini menjadi calon legislatif (Caleg) dan dikabarkan bakal menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, Jawa Tengah periode 2024-2029.
Usut tak usut, anak dari seorang sopir tersebut diketahui bernama Adiria yang berangkat menuju kursi dewan dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Dapil 1 Blora.
Bahkan ketika awak media mencoba menemui dan berbincang langsung dengan calon anggota DPRD Blora termuda ini dengan usia 26 tahun, pada Senin (19/2/2024) sore.
Adiria pun tanpa sungkan dan secara gamblang menceritakan kisah kehidupan maupun keluarganya.
“Jadi, latar belakang saya itu sebenarnya benar-benar orang biasa. Orang tua sendiri (Bapak), dulu seorang sopir truk yang tinggal di bawah Gunung Kendeng. Dan saya juga lahir di sana tepatnya di Desa Waru, Kecamatan Jepon, yang perbatasan langsung dengan Kabupaten Blora-Rembang,” ucapnya.
Lebih lanjut, pihaknya pun menceritakan motivasi untuk maju merebutkan kursi DPRD Blora, didasari atas keinginannya yang luhur, yakni bermanfaat bagi banyak orang.
Bahkan, pria alumni SMK Negeri 1 Blora ini pun mengaku pernah menjadi tukang cuci piring di Solo, Jawa Tengah.
Selain itu, menjadi sopir ekspedisi juga pernah dilakoninya, dan juga sebagai tukang cuci mobil.
“Sebelum menjadi pengusaha paving saat ini, ya. Dulunya saya sopir truk ekspedisi Jakarta-Surabaya (bawa mebel, sayur, material dan lain sebagainya). Kemudian sebelum jadi sopir, saya pernah menjadi tukang cuci mobil di Semarang, sebelum cuci mobil saya juga pernah jadi tukang piring di Bakso Kadipolo Solo, tepatnya di depan rumah sakit PKU Muhammadiyah, saya pernah cuci piring di sana,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ketika disinggung terkait dengan target perjuangan untuk masyarakat dan apa yang akan dilakukan setelah nantinya dilantik sebagai anggota PRD Blora, Adiria pun kembali memberikan jawaban.
“Target saya nanti ketika sudah dilantik dan mewakili mereka. Keinginannya yakni memperjuangkan hak mereka (masyarakat maupun desa yang masih tertinggal), di dalam sana, yang belum pernah terealisasikan hingga sampai saat ini,” terangnya.
“Dan sebenarnya kan mereka juga punya hak yang sama. Mereka juga pajak ditarik, pajak tanah juga ditarik. Yang jadi pertanyaan kan kenapa mereka bisa tertinggal. Jawabnya, karena dari satu periode ini mereka tidak punya wakil,” terangnya kembali.
Terlepas dari itu, Adiria juga mengakui sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, atas raihan suara dari masyarakat saat ini, yang membawanya untuk menduduki kursi Dewan.
“Alhamdulilah respons masyarakat di Kecamatan Jiken sendiri luar biasa. Kan belum ada dewan. Dan ini akhirnya mimpi mereka terwujud. Alhamdulillah saat ini suara saya masih aman untuk mewakili beliau-beliau. Sekali lagi mohon doa dan restunya untuk mengemban amanat ini, terima kasih seluruh masyarakat Blora dan khususnya Jiken atas dukungannya,” bebernya.
Ia juga tak menampik jika timnya pemenangan bukan dari unsur tokoh-tokoh, melainkan murni benar-benar dari masyarakat biasa.
“Tim-tim saya itu hanya orang-orang biasa, dan nggak ada background tokoh apapun. Alhamdulillah berkat tim, berkat teman- teman di bawah yang sangat solid, dan blusukan turun ke bawah langsung. Suara saya sementara 8145. Alhamdulillah tertinggi di internal partai sendiri. Di Janjang-Bleboh, Ngelebur-Cabak-Singo, Negoro-Ketringan alhamdulillah didsana suara saya bagus,” imbuhnya.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Nurul Huda