Tuturpedia.com – Peta konsep jadi metode belajar yang banyak dipilih agar siswa cepat memahami materi. Namun, apa itu peta konsep?
Dikutip dari situs mindmapping.com, Selasa (1/8/2023), peta konsep atau mind mapping adalah adalah cara termudah untuk bertukar pikiran secara alami tanpa mengkhawatirkan tentang urutan atau struktur.
Singkatnya, peta konsep menghubungkan konsep utama dengan ide-ide kecil menggunakan sebuah diagram yang membuatnya tampak lebih ringkas. Dibandingkan dengan mencerna informasi dalam format daftar panjang, cara ini dinilai jauh lebih efektif.
Karakteristik peta konsep
Peta konsep memiliki sejumlah karakteristik dasar. Berikut daftarnya.
- Ide utama, subjek, atau fokus utama dikelompokkan menjadi sebuah gambaran pusat.
- Tema utama dipecah kembali dari gambaran pusat sebagai cabangnya.
- Cabang-cabang tersebut terdiri dari gambar kunci atau kata kunci yang digambar atau dicetak pada baris yang terkait.
- Topik yang kurang penting direpresentasikan sebagai ranting dari cabang yang relevan.
- Cabang-cabang membentuk struktur pusat yang saling terhubung.
Seberapa efektif belajar menggunakan peta konsep?
Efektivitas peta konsep sebagai metode belajar rupanya bukan isapan jempol belaka. Menurut studi dari John Hopkins, pelajar yang memanfaatkan peta konsep terbukti mengalami peningkatan nilai sebanyak 12%.
Selain itu, metode belajar ini terbukti membantu pelajar pengidap disleksia dan autisme untuk lebih memahami materi.
“Pengidap disleksia mengalami kesulitan dengan bahasa lisan dan/atau tulisan mereka, mengikuti instruksi, konsentrasi yang buruk, dan melakukan tugas analitis atau logis. Strategi seperti peta konsep diakui sebagai alat pembelajaran yang berharga,” ungkap Asosiasi Disleksia Britania.
Cara membuat peta konsep
Melihat manfaat tersebut, kamu ingin langsung mencobanya bukan? Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan.
- Mulailah dengan memasukkan subjek utama di tengah peta pikiran, misalnya “Seni”.
- Buat cabang utama untuk memasukkan topik, misalnya “seni rupa”, “seni musik”, dan “seni tari”. Jangan khawatir tentang urutan topik.
- Elaborasi topik dengan membuat sub-topik. Pastikan untuk menggunakan frasa yang sangat singkat atau bahkan satu kata. Contoh: “lukisan”.
- Susun ulang topik agar informasi lebih terorganisasi.
- Tambahkan visualisasi. Keterlibatan gambar dan warna dalam peta konsep akan membuat kamu lebih mudah mengingatnya.
- Lakukan riset agar informasi yang kamu dapatkan lebih lengkap. Jika menggunakan aplikasi, seperti Notion, kamu bisa melampirkan tautan atau dokumen aslinya di peta konsep yang telah dibuat.
Buat kamu yang masih kesulitan saat belajar, yuk, coba metode peta konsep ini!
Penulis: Zikra Mulia Irawati
Editor: Redaksi Tuturpedia.com