Tuturpedia.com – Mahasiswa dengan segudang prestasi asal Gresik ini merupakan pria kelahiran 1 Februari 2003. Rayhan Abdul Jabbar Fahmi yang kerap disapa dengan Rayhan. Ia merupakan mahasiswa Departemen Sistem Informasi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Dalam kesehariannya, ia disibukkan oleh kegiatan akademik dan senang melakukan sharing session bersama teman-teman organisasinya. Kegemarannya ini tercermin dari keikutsertaannya dalam organisasi pemandu pelatihan di fakultasnya.
Saat ini, Rayhan diamanahi sebagai ketua pelaksana program pelatihan untuk mahasiswa baru di fakultasnya. Kegiatan tersebut bernama Latihan Keterampilan Manajerial Mahasiswa Pra Tingkat Dasar (LKMM PRA TD) edisi keempat. Dimulai dengan menyusun panitia, membuat konsep acara, mengadakan rapat, hingga Controlling. Program ini mempersiapkan kompetensi dasar untuk mahasiswa baru tahun berjalan. Selain itu, ia juga memegang posisi strategis sebagai Ketua Umum Komunitas Beasiswa Unggulan region Surabaya dan Direktur Jenderal Pengabdian Masyarakat Kementerian Sosmas BEM ITS.
Berada di posisi penting saat ini bukanlah suatu tekanan bagi Rayhan. Melainkan suatu kesenangan tersendiri bagi Rayhan karena bisa menyalurkan rasa kemanusiaanya serta melatih kompetensi dirinya sebagai pemimpin. Ia melihat keresahan dalam organisasi / komunitas sosial yang tengah diikuti sebagai hal yang harus diperbaiki hingga pada akhirnya ia pun mengajukan diri dan diberi amanah untuk menjadi ketua dalam tiga posisi strategis tersebut.
Semasa hidupnya, Rayhan kerap kali mendapatkan perilaku tidak menyenangkan seperti bullying. Masa SD adalah masa yang memprihatinkaan untuknya. Saat berada di tingkat 1 hingga 3, ia dirundung oleh teman-teman seangkatannya hanya karena gayanya yang melambai. Padahal, ia bergaya seperti itu hanya untuk membuat teman-temannya tertawa. Ia senang sekali membuat lelucon sederhana seperti itu hanya untuk membuatnya diterima di lingkungan. Namun, sikapnya yang melambai ditambah sifat people pleaser yang dimilikinya membuat ia disalahartikan oleh teman-temannya. Ia pun terkesan seperti menerima saja perlakuan teman-temannya yang mengatakan ia melambai, padahal jauh di dalam hatinya, ia terluka oleh perlakuan teman-temannya yang menyalahartikan sikapnya.
“Karena aku pengen ngeliat orang lain tertawa jadi aku berlagak bencong gitu akhirnya mereka semua dalam satu kelas manggil aku hey banci sini-sini,” kisah Rayhan saat diwawancara melalui Zoom, Sabtu (17/02/2024).
Menduduki kelas 4, Rayhan perlahan demi perlahan mendapatkan keadilan berkat wali kelasnya yang menjadikannya murid favorit. Sang wali kelas melihat adanya ketidakadilan perlakuan teman-teman di kelas terhadapnya dan merasa bahwa ada sesuatu yang harus dibenahi. Merasa resah dengan sikap para siswa di kelasnya, sang wali kelas inilah yang akhirnya bergerak mengatasi keresahan di kelas dengan memberi efek jera terhadap para siswa yang melakukan perundungan terhadap Rayhan dengan dipanggil ke depan kelas.
Berkat kepedulian wali kelasnya ini, perlahan Rayhan merasa kepercayaan dirinya yang hilang mulai kembali Ia membuktikan bahwa keputusan yang diambil wali kelasnya tidaklah sia-sia dengan membela dan memperhatikan anak yang tertindas. Berlanjut hingga kelas 6, ia pun mulai meraih prestasi sebagi juara kelas berturut-turut hingga puncaknya ia dinobatkan sebagai siswa berprestasi akademik seangkatan saat SD.
Berlanjut saat SMP, Rayhan lulus dengan mendapatkan nilai UN tertinggi se-kabupaten. Lalu, dari masa ini pula, skill leadership nya terbangun dengan ia menjadi ketua kelas selama duduk di bangku kelas 9. Kemudian masa SMA adalah masa dimana Rayhan tidak berhenti mengembangkan dirinya. Ia mengikuti dua organisasi di sekolahnya yakni Remaja Masjid dan OSIS SMAN 1 Gresik serta 1 ekstrakulikuler yaitu paduan suara. Selama tergabung dalam tim paduan suara, ia haus akan kompetisi dengan mengikuti beberapa kompetisi paduan suara tingkat provinsi hingga internasional dan pencapaian terbesar ia pernah meraih gold medal di lomba paduan suara tingkat internasional pada saat itu. Sertifikat internasional ini ia gunakan sebagai salah satu berkas untuk mendaftar di ITS, salah satu kampus terbaik Indonesia.
Berada dalam peliknya kehidupan kampus, membuat Rayhan memiliki tantangan dalam manajemen waktu. Oleh karena itu, dalam menghadapi tantangan tersebut, ia menyadari bahwa ia harus menetapkan skala prioritas dari padatnya kegiatan yang diikutinya. Ia memegang filosofi gelas pasir untuk mengatur skala prioritasnya. Filosofi ini mengibaratkan gelas yang diisi dengan pasir dan bola. Gelas ini jika diawal sudah diisi penuh oleh pasir, maka bola yang dimasukkan tidak akan muat. Namun, jika bola ini dimasukkan terlebih dahulu, maka tetap akan muat jika dimasukkan pasir hingga penuh isinya. Hal ini mengibaratkan pada penempatan hal-hal yang lebih besar sebagai prioritas terlebih dahulu, lalu setelah menyelesaikan hal-hal besar tersebut maka lakukan hal-hal kecil tadi. Sebaliknya, jika terlalu fokus pada hal-hal kecil, maka hal-hal besar tidak akan bisa untuk dilakukan.
Prinsip yang dipegang oleh Rayhan saat ini adalah tetap menebarkan kebaikan sekecil apapun. Ibarat powerbank yang dibutuhkan saat orang-orang mencarinya. Ia mengatakan bahwa jika ia diibaratkan sebagai powerbank, ia menerima daya dari orang di atasnya berupa insight, lalu ketika benar-benar dibutuhkan oleh orang ia akan mengeluarkan insight yang sudah didapatkannya tadi. Jadi, ia mengibaratkan dirinya seperti powerbank yang menampung ilmu sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan ilmu tersebut saat ia dibutuhkan.
Rayhan berpesan tetaplah bersikap down to earth kepada semua orang baik yang sudah lama dikenal maupun baru dikenal. Lihatlah seseorang itu berdasarkan apa yang kamu dapatkan langsung darinya, jangan pernah menilai sesorang dari “katanya”. Bisa jadi, orang ini adalah orang yang memiliki hal istimewa seperti kebaikan yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Ia juga berpesan untuk jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain, tetapi bandingkanlah dirimu yang sekarang dengan dirimu yang lalu. Kebaikan apapun yang dilakukan akan dituai suatu saat. Jadi, jangan pernah berhenti menebar kebaikan dan teruslah bermanfaat untuk orang lain.
Masa-masa bullying ini akan selalu membekas dalam benak Rayhan. Namun, hal ini bukanlah penghalang untuknya bisa mencapai kesuksesan seperti posisinya saat ini. Ia bertekad akan terus membuktikan bahwa ia akan membungkam orang-orang yang tidak suka terhadap dirinya dengan cara terus menuai prestasi dan membuktikan bahwa ia layak untuk mendapat dukungan positif. Ia sepenuhnya percaya bahwa kita adalah bentuk kesempurnaan dari setiap bagian untuk mencapai mimpi-mimpi kita sendiri.. Ia juga menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh besar dalam membentuk mental seseorang agar terbentuk kepribadian yang positif.***
Penulis: Rahillatul Akromah (Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media)















