banner 728x250

Mengenal Empat Arca Era Kerajaan Singasari yang Dikembalikan Belanda ke Indonesia

TUTURPEDIA - Mengenal Empat Arca Era Kerajaan Singasari yang Dikembalikan Belanda ke Indonesia
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Pemerintah Belanda mengembalikan empat arca era Kerajaan Singasari kepada pemerintah Indonesia, pada Senin (10/7/2023).

Pengembalian empat arca era Kerajaan Singasari tersebut, bersamaan dengan 472 benda bersejarah milik Indonesia, yang dirampas Belanda pada masa kolonial.

Selama ratusan tahun, beberapa harta dan artefak milik Indonesia tersimpan di Belanda. Benda-benda itu mereka dapat saat melakukan kolonialisasi di Indonesia.

Diantara ratusan benda-benda bersejarah tersebut, terdapat empat arca era kerajaan Singasari.

Diketahui, empat arca era Kerajaan Singasari, merupakan primadona dari abad ke-13 Masehi. Selama ini tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.

Empat arca ini berasal dari Candi Singasari yang didirikan untuk menghormati kematian Raja Kertanegara, dinasti terakhir Kerajaan Singasari.

Empat arca tersebut adalah Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha.

Melansir dari laman resmi Direktorat Jenderal Kebudayaan, empat arca tersebut segera dipulangkan ke Indonesia setelah kesepakatan penyerahan kembali artefak Indonesia di Belanda.

Yuk, mengenal empat arca era kerajaan Singasari yang dikembalikan Belanda ke Indonesia.

TUTURPEDIA - Mengenal Empat Arca Era Kerajaan Singasari yang Dikembalikan Belanda ke Indonesia
Arca Ganesha. FOTO: Koleksi Museum Nasional dan Museum

1. Ganesha

Arca Ganesha ini merupakan tinggalan arkeologis masa klasik dengan latar belakang Agama Hindu dengan penggambaran teriomorfik. 

Ganesha dalam mitologi Agama Hindu merupakan anak dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati.

Ganesha adalah Dewa Ilmu Pengetahuan, Kebijaksanaan dan Penghlangr Rintangan.

Ganesha sebagai Dewa Penghalang Rintangan maka Ganesha tidak hanya dipuja sebagai parwatadewata (pendamping siwa) namun juga dipuja secara mandiri sebagai istadewata.

Maka dari itu, selain ditemukan di candi Hindu yang beraliran Siwais, Arca Ganesha juga sering ditempatkan di daerah yang dianggap berbahaya seperti tepi jurang, dekat sungai dan di lokasi penyebrangan. 

Pengambaran Ganesha umumnya membawa senjata pada 4 tangannya yaitu aksamala (tasbih/untaian manik-manik), parasu (kapak), ekadanta (gigi), dan patra (mangkuk).

Sering dijumpai Arca Ganesha dengan posisi kurmasana (duduk bersila) dengan Padmasana (tempat duduk arca yang berbentuk padma).

Khusus untuk Arca Ganesha Singasari yang akan dikembalikan ke Indonesia digambarkan lebih menakutkan karena dilengkapi dengan kapalaasana (tempat duduk tengkorak) serta abharana yang cenderung dihiasi dengan tengkorak.

Ganesha ini merupakan bagian dari runtuhan Candi Singasari yang beraliran Tantra (Sibkretisme Hindu dan Buddha).

TUTURPEDIA - Mengenal Empat Arca Era Kerajaan Singasari yang Dikembalikan Belanda ke Indonesia
Arca Durga Mahisasura Mardhini. FOTO: Koleksi Museum Nasional dan Museum

2. Arca Durga Mahisasura Mardhini

Durga adalah tokoh yang diciptakan oleh para dewa, dengan maksud untuk mengalahkan raksasa Mahisasura yang berniat mengusir para dewa dari tempat tinggal mereka di kahyangan.

Kesaktian Mahisasura sangat luar biasa. Bahkan kesaktiannya tersebut tidak dapat dikalahkan oleh Indra selaku pimpinan para dewa dan Kumara (Kartikeya) selaku kepala pasukan pengawal kahyangan.

Karenanya, para dewa bersepakat untuk menggabungkan kesaktiaannya guna mengalahkan Mahisasura tersebut, dalam satu wujud tokoh yang memiliki semua kesaktiaan dewa.

Mengutip laporan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. Dalam mitologi Hindu, Durga diciptakan dari lidah api yang menggambarkan kesaktian Brahma, Wisnu, Siwa, serta dewa-dewa lainnya dalam wujud (kekuatan dewa dalam bentuk aspek feminin dari dewa yang bersangkutan).

Setelah diciptakan, Durga tumbuh dengan cepat menjadi wanita yang sangat cantik yang bertangan sepuluh.

Dalam setiap tangannya, Durga memegang senjata khusus yang merupakan hadiah para dewa.

Di antaranya milik Cakra Wisnu, trisula milik Siwa, Sangka (kerang) milik Waruna, pisau milik Agni, (busur dan (panah) milik Wayu.

Sinar yang masuk ke tubuh Durga adalah hadiah Surya, kaladanda milik Yama, vajra milik Indra, dundumbaka (kalungmutiara hitam) hadiah Shesha,dan cangkir berisi anggur milik Kubera.

Selain memiliki sejumlah senjata, untuk mengemban tugas para dewa tersebut, Durga pun diberi hadiah seekor harimau Himalaya sebagai tunggangannya.

Akan tetapi, dalam perwujudannya sebagai ikon,Durga sering pula digambarkan menunggang singa atau duduk di atas.

Padmapitha Abharana (pakaian dan perhiasan) yang dikenakan Durga pun bukan sembarangan, karena pakaian dan perhiasan tersebut juga merupakai hadiah para dewa.

Pakaian, anting-anting, kalung, gelang, dan cincin adalah hadiah dari Ksirarnawa, sementara kalung mutiara yang dikenakan Durga adalah mutiara hitam yang dihadiahkan oleh Shesha.

TUTURPEDIA - Mengenal Empat Arca Era Kerajaan Singasari yang Dikembalikan Belanda ke Indonesia
Arca Nandiswara. FOTO: Koleksi Museum Nasional dan Museum

3. Arca Nandiswara

Nandiswara adalah sosok yang digambarkan seperti mahadewa tapi hanya bertangan dua.

Nandiswara berasal dari kata nandi yang merupakan kendaraan Dewa Siwa dan Iswara yang merupakan salah satu aspek Dewa Siwa.

Pada candi hindu, arca ini menempati relung sebelah kanan gapura pintu masuk candi.

Nandiswara sebagai aspek Nandi dalam bentuk anthropomorkfik (bentuk manusia), bertugas menjaga pintu masuk candi sebelah kanan.

Arca dalam posisi berdiri, di belakang terdapat sirascakra. Bertangan dua, tangan kanan ditekuk ke atas depan membawa camara, tangan kiri menjuntai ke bawah di samping pinggang membawa kendi. Di samping kanan terdapat trisula. (Shinta Dwi Prasasti).

Dalam pustaka Uttarakandha digambarkan bahwa Nandiswara bersama-sama dengan mahakala sebagai penjaga gunung, dan berjasa dalam mengatasi kesaktian Sang Rahwana.

Karena jasanya tersebut, oleh Bhatara Indra, baik Nandiswara maupun Mahakala, diberi anugrah menjadi dewa penjaga pintu (Apit Lawang).

TUTURPEDIA - Mengenal Empat Arca Era Kerajaan Singasari yang Dikembalikan Belanda ke Indonesia
Arca Mahakala. FOTO: Koleksi Museum Nasional dan Museum

4. Arca Mahakala

Mahakala dikenal sebagai dewa pembinasa digambarkan dalam bentuk krodha (marah/menakutkan), atribut yang dibawa biasanya gada, kadga, paça, dan ular.

Dalam bangunan candi Hindu, arca Mahakala menempati relung sebelah kiri pintu masuk candi.

Menurut Tantra Shaktisamgama, Mahakala digambarkan memiliki empat lengan, tiga mata.

Dia dihiasi dengan delapan tengkorak, duduk di lima mayat, memegang trisula, drum, pedang dan sabit di tangannya.

Dia dihiasi dengan abu dari tanah kremasi dan dikelilingi oleh sejumlah burung pemakan bangkai dan serigala yang berteriak keras.

Baik Mahakala dan Kali/Mahakali merupakan kekuatan destruktif utama Brahman dan mereka tidak dibatasi oleh peraturan apapun.

Mereka memiliki kekuatan untuk membubarkan ruang dan waktu, bahkan pembubaran alam semesta.

Mahakala dan Kali memusnahkan pria, wanita, anak-anak, hewan, dunia dan seluruh alam semesta tanpa belas kasihan karena mereka merupakan personifikasi dari Kala atau Waktu.

Mahakala sendiri memiliki banyak versi atau variasi.

Variasi yang paling menonjol dalam manifestasi dan penggambaran Mahakala ada pada jumlah senjata, namun rincian lainnya juga bisa bervariasi.

Mahakala digambarkan mempunyai 6 tangan, 4 tangan atau 2 tangan.

Sekadar informasi, empat arca itu mulanya dibawa ke Belanda atas laporan Nicholaus Engelhard, Gubernur Pantai Timur Jawa pada tahun 1801.

Pada tahun 1804, dilakukan pemindahan arca-arca dari reruntuhan candi. Kemudian, tahun 1819 arca-arca tersebut dibawa ke Belanda.***

Penulis: Rizal Akbar

Editor: M. Rain Daling

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses