Tuturpedia.com – Rudal balistik milik Korea Utara seakan tak henti mendapatkan penyempurnaan.
Kali ini, Kim Jong Un kembali melakukan uji coba atas bahan bakar terbaru yang akan digunakan untuk rudal balistik kebanggaannya. Meskipun, uji coba ini dianggap bertentangan dengan sanksi PBB.
Menurut media pemerintahan resmi Korea Utara (KCNA), bahan bakar yang diujicobakan kali ini adalah mesin bahan bakar padat berkekuatan tinggi.
Dikutip dari laman Anadolu Ajansi, Rabu (15/11/23) uji coba jet darat pertama berhasil dilakukan pada Sabtu (11/11), sedangkan uji mesin tahap kedua dilakukan pada Selasa (14/11), menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea.
Uji coba tersebut dirancang untuk mengevaluasi spesifikasi teknis dari mesin bahan bakar padat berdaya dorong tinggi yang baru dikembangkan untuk rudal balistik jarak menengah (IRBM).
Selain itu, menurut Al Jazeera, uji coba tersebut akan memberikan jaminan tertentu untuk mempercepat pengembangan rudal tersebut, yaitu sistem IRBM tipe baru.
Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba senjata dalam beberapa tahun terakhir, termasuk rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat (ICBM) seiring dengan peningkatan yang dilakukan pemimpin Kim Jong Un.
Upaya ini diketahui dilakukan untuk memodernisasi militer negara tersebut. Namun, faktanya negara ini dilarang melakukan uji coba rudal balistik berdasarkan sanksi PBB.
Seakan tidak mengindahkan sanksi yang akan diberikan PBB. Biro Rudal Umum Korea Utara mengatakan uji coba baru-baru ini sangat penting.
Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan kemampuan ofensif strategis militer mengingat lingkungan keamanan yang buruk dan tidak stabil yang dihadapi negara ini dan kolusi jahat dari musuh-musuhnya.
Keberhasilan uji coba bahan bakar pada Rabu ini, dipercaya akan digunakan saat Korea Utara menargetkan pangkalan militer AS di Guam dan Jepang.
Kerjasama antara Korea Utara dan Rusia
Banyak yang menduga pengembangan senjata di Korea Utara ini didorong atas adanya kerjasama dengan Rusia, yang tak lain musuh dari Amerika Serikat.
Diketahui, uji coba yang pada Rabu ini terjadi ketika Menteri Sumber Daya Alam Rusia, Alexander Kozlov, tiba di Korea Utara untuk melakukan pembicaraan mengenai pertukaran perdagangan dan teknologi yang tidak ditentukan.
Korea Utara dan Rusia secara terang-terangan terus melanjutkan pertemuan puncak yang jarang terjadi yang dimulai pada September antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Vladimir Putin dari Rusia.
Perjalanan Kim ke Timur Jauh Rusia, saat ia juga mengunjungi situs-situs roket dan militer utama, memicu kekhawatiran mengenai potensi penyelarasan senjata antar negara.
Korea Utara menyediakan amunisi untuk perang Rusia di Ukraina dengan imbalan transfer teknologi Rusia yang akan meningkatkan kemampuan Kim dalam program nuklir militer.
Dikutip dari laman AP News, sama halnya dengan Korea Utara dan Rusia yang semakin mempererat kerjasama di bidang militer, Korea Selatan dan Amerika Serikat juga semakin gencar melakukan latihan militer di Semenanjung.
Kedua negara ini juga diketahui meningkatkan kerja sama keamanan trilateral dengan Jepang. Seoul juga mencari jaminan publik yang lebih kuat dari Washington bahwa mereka akan dengan cepat dan tegas menggunakan senjata nuklir AS untuk melindungi Korea Selatan jika terjadi serangan nuklir Korea Utara.
Untuk unjuk kekuatan dengan sekutu, Amerika Serikat mengerahkan setidaknya satu pesawat pengebom B-52 berkemampuan nuklir serta jet tempur F-35 dan F-16 untuk berlatih dengan pesawat tempur Korea Selatan pada Rabu di atas laut barat Korea Selatan, kata Kementerian Pertahanan Seoul.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
Respon (1)