Tuturpedia.com – Pemain dan kapten Tottenham Hotspur, Son Heung-Min, melontarkan kritik bagi timnya sendiri pasca kekalahan 1-2 dari West Ham pada (8/12/2023).
Menurut pemain bintang Korea Selatan tersebut, skuad Tottenham terlalu “lembek.”
Tottenham sendiri sebenarnya sudah unggul lebih dulu lewat sundulan Cristian Romero pada menit ke-11.
Sayangnya, keunggulan tersebut gagal dipertahankan sehingga sang tamu, West Ham, pun berhasil menyamakan kedudukan pada babak kedua lewat gol Jarrod Bowen di menit ke-52.
Tak hanya sampai di situ saja, justru West Ham yang malah mengubah kedudukan imbang menjadi keunggulan setelah tembakan James Ward-Prowse di menit ke-74 membobol gawang Vicario.
Kekalahan tersebut memaksa Tottenham harus puas berada di peringkat 5 klasemen dengan total 27 poin, atau beda 3 poin dengan City yang menempati peringkat 4.
Selain itu, takluknya anak buah Ange Postecoglou di hadapan West Ham juga menjadi kekalahan keempat mereka dalam 5 pertandingan terakhir.
Belum lagi, takluknya Spurs di hadapan West Ham di kandang pada malam tersebut juga menjadi kekalahan kandang ketiga berturut-turut.
Terakhir kali torehan negatif tersebut terjadi adalah di tahun 2008, alias 15 tahun yang lalu.
Tren buruk tersebut “sukses” membawa Spurs menjadi klub pertama di Liga Inggris yang anjlok dari puncak klasemen dengan perolehan poin minim dalam 5 pertandingan berturut-turut, seperti yang dilaporkan oleh ESPN.
“Tidak bisa diterima,” ungkap Son Heung-Min secara blak-blakan dalam wawancara pasca pertandingan dengan West Ham.
“Anda memimpin (pertandingan) lima kali berturut-turut dan (masih) kalah menurut saya tidak bisa diterima. Dan sebagai pemain kami harus bertanggung jawab,” tegasnya.
“West Ham selalu jadi (tim) yang sulit dilawan, namun kami lembek. Apalagi di Liga Inggris, bahkan jika Anda menang 2-0, 3-0, Anda tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya,” lanjut pemain yang juga merupakan kapten timnas Korea Selatan tersebut.
Menurut Son Heung-Min, penggemar dari Tottenham Hotspur tidak seharusnya menerima kekalahan itu. Namun, hasil pertandingan berkata lain.
“Para penggemar tidak pantas mendapatkan (kekalahan) ini. Ketika Anda unggul 1-0 di awal, Anda seharusnya membawa lebih banyak energi. Kami tidak (berhasil) dan karena itulah kami kalah,” terangnya.
Kritik jelas tak hanya datang dari kapten, tapi juga dari sang pelatih. Postecoglou mengultimatum bahwa anak buahnya harus mulai memberikan hasil positif dan mempertegas bahwa skuadnya hanya fokus menang, alih-alih bermain dengan cara yang menghibur.
“Kami bermain bagus berarti kami (unggul) 3-0 ke atas. Ini bukan soal memainkan sepak bola yang bagus, (tapi) soal memenangkan pertandingan sepak bola. Saya sudah bilang sejak awal, yang saya inginkan adalah membangun tim yang menang,” tutur pelatih asal Australia itu.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah















