Tuturpedia.com – Militer Israel kembali menyerang ratusan sasaran di Gaza melalui jalur darat pada Senin (23/10/23).
Serangan ini diketahui merupakan serangan terbesar yang dilakukan Israel, ketika bantuan tiba untuk warga Palestina.
Diketahui, Israel sempat memblokade berbagai fasilitas yang ada di negara tersebut. Warga Palestina pun akhirnya mengalami krisis kesehatan hingga sanitasi karena tidak adanya air bersih, obat-obatan dan pasokan penting lainnya.
Keadaan krisis yang dialami Palestina ini pun ditanggapi serius oleh dunia, hingga akhirnya Amerika Serikat sepakat dengan Mesir untuk kembali mengirimkan bantuan pada warga Palestina.
Sementara itu, Israel terus melancarkan invasi dari jalur darat ini mulai Senin kemarin. Para pejabat Amerika telah mendesak Israel untuk menunda invasi darat ke Gaza, untuk memberikan lebih banyak waktu bagi bantuan dan negosiasi untuk membebaskan lebih dari 200 orang yang disandera oleh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Gaza.
Dikutip dari laman NYTimes, Selasa (24/10/23) serangan jalur darat tersebut dilancarkan untuk mendesak Hamas membebaskan warga Israel yang menjadi tawanan mereka.
Hamas mengatakan pada Senin ini bahwa mereka telah membebaskan dua wanita lanjut usia Israel yang mereka tawan, yang kemudian dikonfirmasi oleh Israel dan Komite Palang Merah Internasional.
Pihak militer Israel mengatakan jika kedua wanita tersebut diculik dalam serangan pimpinan Hamas dan suaminya juga diketahui disandera dan masih ditahan kelompok tersebut.
Alasan tersebutlah yang menyebabkan para pejabat Israel semakin mengindikasikan bahwa mereka merencanakan operasi darat skala besar di Gaza.
Sebelumnya, Israel telah berulang kali melakukan baku tembak dengan kelompok bersenjata lainnya, Hizbullah, di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon, menyerang lebih banyak posisi Hizbullah.
Korban Jiwa Meningkat di Jalur Gaza
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak mengatakan, jika serangan darat ini terlalu banyak menyebabkan korban jiwa melayang. Ia juga miris dengan krisis kemanusiaan yang semakin meningkat.
“Terlalu banyak nyawa yang hilang, dan krisis kemanusiaan semakin meningkat,” ujar Sunak saat melakukan konvoi di jalur Gaza.
“Kami membutuhkan aliran bantuan yang terus mengalir,” lanjutnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza, yang dijalankan oleh Hamas, melaporkan peningkatan tajam jumlah korban tewas setelah serangan terbaru Israel.
Kementerian tersebut mengatakan pada Senin bahwa setidaknya 436 orang tewas dalam serangan udara Israel dalam beberapa jam terakhir, termasuk 182 anak.
Dikutip dari laman WABE, serangan tersebut menambah kembali jumlah korban yang tewas di Jalur Gaza, yaitu lebih dari 5000 orang.
Serangan ini juga memperparah kondisi Palestina yang tinggal di Gaza. Mereka berada di bawah blokade besar Mesir dan Israel dan menghadapi lonjakan pengangguran serta seiringnya kekurangan obat-obatan dan bahan bakar.
Saat ini, warga dan pekerja bantuan mengatakan, kelangsungan hidup di Gaza merupakan tantangan yang makin berat.
Air bersih sulit didapat, dan bahan bakar hampir tidak mungkin didapat. Obat-obatan makin berkurang dan rumah sakit penuh dengan korban luka, pengungsi, dan korban tewas.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
Respon (0)