Tuturpedia.com – Jumat (8/9/2023), gempa berskala 7,2 SR mengguncang Maroko pada pukul 11 malam waktu setempat.
Bencana tersebut jadi salah satu bencana alam terbesar yang menimpa negara tersebut selama lebih dari 120 tahun.
Seperti dilaporkan oleh The Sun, total ada lebih dari 2.900 korban jiwa dan 2.059 luka-luka.
Akibatnya, ibukota Marrakesh luluh lantak. Hanya saja, desa-desa yang berada di kawasan pegunungan merasakan dampak yang lebih parah.
Menjelang terjadinya bencana mematikan tersebut, sebuah rekaman CCTV yang berada di Agadir menangkap fenomena misterius.
Terlihat ledakan cahaya berwarna biru di langit sekitar tiga menit sebelum gempa terjadi.
The Sun melaporkan bahwa fenomena serupa pernah terlihat sebelum gempa bumi yang terjadi di Turki pada awal Februari 2023 kemarin.
Menariknya, “penampakan” misterius serupa juga pernah terlihat berkali-kali sebelum gempa bumi terjadi.
Kemunculan cahaya biru jelang gempa bumi pertama kali terekam kamera pada gempa bumi di Jepang tahun 1965.
Tak hanya itu saja, cahaya misterius tersebut juga pernah terlihat di Cina (2008), Italia (2009), dan Meksiko (2017).
Cahaya biru tersebut dikenal pula sebagai earthquake light atau EQL, dan penyebabnya masih jadi misteri hingga saat ini.
Mengingat kemunculannya menjelang gempa bumi, apakah EQL merupakan pertanda bencana yang akan datang?
Peneliti menganggap bahwa EQL adalah bentuk pelepasan energi sebagai hasil dari pergerakan lempeng litosfer.
Hal tersebut didasarkan pada analisis atas 65 kali kemunculan EQL dalam penelitian yang dilakukan tahun 2014 untuk menemukan sebuah pola tertentu.
Seperti yang dijelaskan oleh peneliti NASA, Friedemann Freund, fenomena tersebut “seolah kamu menyalakan baterai di lapisan terluar Bumi.”***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda