banner 728x250

Bukan untuk Properti Foto Prewedding, Ini Kegunaan Flare yang Sesungguhnya

Kegunaan flare yang sesungguhnya, bukan sebagai properfi foto preweddin. FOTO: Unsplash.com/Matthieu Joannon
Kegunaan flare yang sesungguhnya, bukan sebagai properfi foto preweddin. FOTO: Unsplash.com/Matthieu Joannon
banner 120x600

Tuturpedia.com – Belum lama ini, netizen Indonesia dihebohkan oleh berita kebakaran di Bukit Teletubbies Bromo. 

Rupanya, penyebab kebakaran tersebut adalah percikan api dari penggunaan flare atau suar saat sesi photoshoot prewedding.

Dari foto-foto yang beredar di internet, flare tersebut digunakan untuk menghasilkan asap pada saat photoshoot berlangsung.

Meskipun penggunaan flare terlihat seolah umum dalam fotografi, sebenarnya itu bukanlah kegunaan flare yang sesungguhnya.

Kalau begitu, sebenarnya flare digunakan untuk apa, ya? Agar lebih paham, yuk simak dulu penjelasannya berikut ini!

Flare dan Kegunaannya

Flare merupakan sebuah tabung berisi bahan-bahan kimia yang bisa meledak. Ketika dinyalakan, flare bisa mengeluarkan asap atau terbakar dengan warna yang sangat terang.

Dikutip Tuturpedia.com dari laman Boatie’s Best Mate pada Sabtu (9/9/2023), flare merupakan alat yang digunakan untuk menunjukkan posisi dan sebagai sinyal situasi bahaya atau darurat. 

Ketika digunakan, flare bisa terlihat dengan jelas baik itu di perairan, daratan, maupun udara.

Perbedaan Warna Flare, Arti, dan Penyebabnya

Laman Explain That Stuff menjelaskan bahwa warna merah dan oranye digunakan sebagai sinyal tanda bahaya atau darurat. Apabila ada yang melihat sinyal tersebut, ia harus segera bertindak.

Sementara itu, flare warna putih biasanya digunakan untuk menerangi suatu area atau kawasan di malam hari, atau untuk mencegah terjadinya tubrukan antar kapal di perairan lepas. Maka dari itu, flare putih biasanya tidak mengindikasikan situasi berbahaya.

Lantas, apa yang membuat warna flare berbeda-beda? Mengutip dari laman Explain That Stuff, hal tersebut dikarenakan kandungan zat kimia di dalam flare. 

Bahan kimia yang digunakan dipilih secara khusus agar flare bisa menyala dengan terang dan menunjukkan warna tertentu.

Salah satu bahan utama flare adalah strontium nitrate yang menghasilkan warna merah menyala atau merah-oranye, potassium perchlorate yang menyebabkan kandungan strontium terbakar dengan cepat, dan magnesium untuk nyala yang sangat terang.

Pelarangan Flare di Konser Musik dan Sepak Bola

Sampai di sini, kamu tentu sudah paham kalau kegunaan flare jelas bukan sebagai properti fotografi.

Bahkan, ada berbagai otoritas dan acara yang melarang penggunaan flare. Jika dilanggar, pelaku bisa mendapatkan hukuman sesuai aturan yang berlaku.

Pelarangan ini tak hanya berlaku bagi individu yang menyalakan flare, tapi juga tertangkap tangan memiliki dan membawa benda tersebut.

Beberapa contoh terkenal pelarangan flare ada di dunia sepak bola.

Melansir laman The Football Supporters’ Association (The FSA), aturan ini tidak membedakan antara bom asap, flare, ataupun kembang api.

Tak hanya itu saja, FIFA sebagai otoritas sepak bola dunia juga melarang flare di setiap pertandingan. 

Salah satu kasus yang terjadi adalah perintah pelarangan kepada seorang penggemar Manchester City setelah ia menyalakan flare asap dalam laga melawan Aston Villa di Etihad Stadium pada 22 Mei 20233 kemarin. 

Dampaknya, penggemar bernama Philip Maxwell tersebut dilarang menonton pertandingan sepak bola langsung di stadion selama tiga tahun.

Selain itu, per 3 April 2017, penggunaan flare maupun benda mudah terbakar lainnya pada festival dan konser musik di Inggris dan Wales juga telah diterapkan.

Apabila dilanggar, pelaku akan dihukum tiga bulan penjara dan/atau denda, seperti dilansir dari laman NME.***

Penulis: K Safira

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses