Jateng, Tuturpedia.com – Kabupaten Blora, yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, memiliki kekayaan budaya dan seni yang luar biasa.
Salah satu keunikan yang dimiliki oleh kabupaten ini adalah ukiran akar jati yang indah dan memukau.
Ukiran akar jati merupakan hasil karya seniman lokal yang menggunakan akar jati sebagai bahan utama. Dan proses pembuatan ukiran ini membutuhkan ketelatenan dan keahlian yang tinggi.
Tak hanya menjadikan sebuah karya bernilai jual tinggi, seniman juga harus memahami betul-betul bentuk dan tekstur akar jati serta mengolahnya menjadi karya seni yang menakjubkan.
Setiap ukiran akar jati memiliki keunikan tersendiri, dengan pola dan motif yang berbeda-beda.
Bahkan, hingga saat ini ukiran akar jati merupakan salah satu bentuk seni rupa yang telah menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal ini dikarenakan keindahan dan keunikannya membuat banyak orang terpesona dan terkesima.
Karena, setiap ukiran akar jati memiliki cerita dan makna tersendiri, yang mencerminkan kehidupan dan budaya masyarakat Blora.
Agus, salah satu seniman Blora menyampaikan bahwasanya proses pembuatan ukiran akar jati tidaklah mudah. Para pengrajin harus memiliki keahlian khusus dalam mengolah akar jati menjadi karya seni yang indah.
“Mereka harus memahami bentuk dan tekstur akar jati serta memiliki ketelitian yang tinggi dalam melukis dan mengukir. Hasilnya adalah karya seni yang memukau dan bernilai tinggi,” ucap Agus, Selasa (7/5/2024).
Tak hanya itu, dirinya mengatakan bahwa selain keindahannya, ukiran akar jati juga memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi. Setiap ukiran menggambarkan cerita dan legenda dari masa lampau, yang menjadi bagian penting dari sejarah Kabupaten Blora.
“Keindahan ukiran akar jati tidak hanya terlihat dari segi visual, tetapi juga memiliki makna dan nilai budaya yang mendalam. Setiap ukiran memiliki cerita dan filosofi yang terkait dengan kehidupan. Dan melalui ukiran akar jati inilah, seniman ingin menyampaikan pesan-pesan kehidupan, kearifan lokal, dan nilai-nilai tradisional yang masih relevan hingga saat ini,” ungkapnya.
“Maka dari itu, melalui ukiran akar jati, masyarakat Blora dapat menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka. Tidak hanya sebagai objek wisata, ukiran akar jati juga memiliki potensi ekonomi yang besar bagi Kabupaten Blora. Karya seni ini dapat menjadi sumber penghasilan bagi para pengrajin dan membantu meningkatkan perekonomian lokal,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia pun menceritakan kembali bahwa pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan industri ukiran akar jati. Sehingga, karya para seniman lokal ini makin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas.
Bahkan, ia tak menampik jika dalam era modern ini, upaya pelestarian dan pengembangan ukiran akar jati sangat penting. Di mana pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Blora perlu bekerja sama untuk menjaga keberlanjutan seni ukir ini.
Yakni dengan dukungan dalam bentuk pengembangan keterampilan seniman, promosi produk ukiran, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan seni budaya lokal sangatlah dibutuhkan.
“Banyak kolektor seni dan pecinta budaya yang tertarik dengan keindahan dan keunikan ukiran ini. Hal ini memberikan dampak positif bagi promosi pariwisata dan pengembangan seni di Kabupaten Blora,” ujarnya.
“Dan dengan segala keindahannya, ukiran akar jati dari Kabupaten Blora merupakan salah satu kebanggaan dan aset berharga bagi Indonesia. Keunikan dan keindahan ukiran ini perlu terus dilestarikan dan dikembangkan agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang,” terangnya.
Dengan keindahan dan keunikan yang dimilikinya, lanjutnya kembali, ukiran akar jati dari Kabupaten Blora patut diapresiasi dan dijaga keberadaannya.
“Pada intinya, seni ukir ini bukan hanya sekadar hiasan atau pajangan, tetapi juga merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang. Mari kita bersama-sama menjaga dan menghargai keindahan ukiran akar jati dari Kabupaten Blora,” tutupnya.***
ADV Dinkominfo Blora
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro.
Editor: Annisaa Rahmah.
