banner 728x250
Travel  

Yen Melemah, Angka Wisatawan di Jepang Meningkat Tajam di Pertengahan 2024

Wisatawan Jepang meningkat imbas yen melemah. Foto: pixabay.com/leonpendragon
Wisatawan Jepang meningkat imbas yen melemah. Foto: pixabay.com/leonpendragon
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Pada hari Jumat (19/7/2024), data dari Pemerintahan Jepang mendapati Jepang cetak rekor tertinggi pengunjung bulanan pada bulan Juni 2024. Hal ini mengacu kepada lemahnya yen hingga memicu ledakan pariwisata yang menjadi pendorong utama perekonomian.

Melemahnya yen ke level terendah dalam 38 tahun terhadap dolar telah menjadikan Jepang sebagai tawaran yang sangat menarik bagi wisatawan luar negeri. Diketahui, pengunjung dari Taiwan dan Amerika Serikat mencatat jumlah tertinggi pada bulan apa pun.

“Lemahnya yen tidak diragukan lagi meningkatkan daya tarik Jepang, mendorong rencana perjalanan spontan. Kami juga menyaksikan makin beragamnya negara yang mengunjungi Jepang, sebuah perubahan penting dibandingkan tahun 2019 ketika sekitar 30% wisatawannya adalah orang Tiongkok,” ungkap Naomi Mano, seorang presiden agen perjalanan kelas atas Luxurique.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO) jumlah kedatangan sebanyak 17,78 juta orang hingga bulan Juni juga merupakan rekor dalam periode setengah tahun dan akan segera melampaui rekor tertinggi tahunan sebesar 31,9 juta orang pada tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 menutup perbatasan global.

Sementara itu, jumlah pengunjung asing untuk keperluan bisnis dan liburan adalah 3,14 juta pada bulan lalu, melebihi rekor bulanan sebelumnya sebesar 3,08 juta pada bulan Maret dan naik dari 3,04 juta pada bulan Mei.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengatakan para wisatawan mengeluarkan uang selama wisata ke Jepang tercatat mencapai 8 triliun yen (Rp830.820.072.799.999,90) tahun ini. 

Industri pariwisata diperkirakan akan menjadi sektor ekspor terbesar kedua Jepang pada tahun 2024, setelah mobil dan komponen elektronik. Meskipun pertumbuhan angka wisatawan di Jepang meningkat, Pemerintah Jepang juga mewaspadai adanya “overtourism”. 

Mereka mengatakan banyaknya orang yang mengunjungi tempat-tempat wisata telah membuat marah beberapa penduduk setempat dan memicu kekhawatiran di kalangan pembuat kebijakan. 

Jalur yang padat dan meningkatnya sampah sembarangan di Gunung Fuji yang suci di Jepang bulan ini mendorong para pejabat untuk mengenakan biaya masuk dan batasan pejalan kaki untuk pertama kalinya.

Meski begitu, pemerintah mengandalkan pariwisata untuk menjadi bagian yang lebih besar dalam perekonomian negara.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.