Tuturpedia.com – Nama Xabi Alonso terus menjadi perbincangan lantaran kemampuanya dalam meracik strategi.
Padahal karier kepelatihan dari pria Spanyol itu terbilang masih seumur jagung. Namun berkat tangan dinginnya, Bayer Leverkusen kini menjelma menjadi tim yang patut diperhitungkan di Eropa.
Teranyar, Alonso berhasil mengantarkan Leverkusen meraih kemenangan tipis 1-0 kala melawat ke markas Qarabag, Jumat (10/11/2023).
Pada laga itu, tim besutannya begitu mendominasi permainan dengan lebih dari 60 persen penguasaan bola, serta jumlah tembakan sebanyak 11 kali yang mana 3 diantaranya mengarah ke gawang.
Kemenangan melawan Qarabag semakin mengukuhkan rekor tak terkalahkan Leverkusen dari empat penampilan mereka, sekaligus memimpin klasemen sementara Grup H Liga Europa.
Karier Xabi Alonso dalam Melatih
Xabi Alonso membawa perubahan bagi Leverkusen. Penunjukannya oleh Die Werkself terjadi pada 5 Oktober 2022, menggantikan Gerardo Seoane yang diputus kontrak.
Pelatih berusia 41 tahun itu datang dengan misi sulit. Bagaimana tidak, kondisi klub kala itu sedang terjerembab di posisi 17 klasemen dengan hanya mampu meraih 1 kemenangan dari 8 pertandingan.
Pihak manajemen terkesan ‘gambling’ ketika mendatangkan Alonso yang saat itu kurang pengalaman.
Alonso diketahui hanya pernah melatih tim level junior pada dua klub yang berbeda. Pada 28 Agustus 2018, Alonso memulai karier melatihnya bersama Real Madrid Junior pasca ia pensiun sebagai pemain. .
Hanya semusim melatih Real Madrid Junior, Alonso kemudian melanjutkan karirnya bersama Real Sociedad B.
Selama berada di klub asal Basque itu, Alonso menjalani 98 laga dengan torehan 40 kemenangan, 23 imbang, dan 35 kekalahan. Catatan impresif itulah yang membuat Leverkusen kepincut untuk merekrut Alonso.
Dominasi Leverkusen
Debut Alonso sebagai pelatih senior yaitu pada 8 Oktober 2022, bertepat di pekan ke-9 Bundesliga.
Kala itu Leverkusen bersua Schalke 04 yang berlangsung di stadion Bay Arena. Diluar dugaan, Leverkusen menang telak dengan skor telak 4-0 tanpa bisa dibalas oleh tim tamu.
Menariknya dalam laga itu, Leverkusen tampil begitu dominan dari berbagai aspek. Permainan Leverkusen racikan Alonso begitu atraktif, dan sangat sulit untuk dibendung.
Terlebih, Alonso mampu mendongkrak performa Leverkusen yang tadinya hampir degradasi, kemudian finish di peringkat 6 klesemen Bundesliga musim lalu sekaligus berhasil membawa timnya ke semifinal Liga Europa.
Pada musim 2023/2024, dominasi Leverkusen terus berlanjut dengan sensasional. Hingga pekan ke-10 Bundesliga, Leverkusen masih nyaman berada di papan atas klasemen dengan perolehan 28 poin.
Taktik Xabi Alonso
Dengan pakem 3-4-3 miliknya, Alonso berokus pada pendekatan pertahanan dengan menggunakan 3 center back untuk memberikan proteksi lebih. Dengan begitu, Leverkusen akan memiliki 5 pemain di-back line ketika mereka dalam fase bertahan.
Fokusnya adalah pada kesadaran taktis dan penempatan posisi yang cermat untuk memperkuat area tengah tim, mengurangi kerentanan dalam struktur pertahanan mereka.
Dibawah kendali Alonso, transisi menjadi aspek penting dalam permainan Leverkusen. Saat tidak menguasai bola, tiga pemain depan Leverkusen tetap bermain merapat, menekan lini tengah, dan memaksa lawan untuk melebar.
Lini belakang mereka menyebar ke seluruh lapangan, memungkinkan untuk memberikan tekanan di area yang jauh dari gawang mereka.
Hasilnya, Leverkusen dapat unggul dalam hal merebut bola kembali, dan dengan cepat bertransisi dari bertahan ke menyerang, memanfaatkan kelemahan lawan.***
Penulis: Haikal Luthfi Fathullah
Editor: Nurul Huda















