Tuturpedia.com – Anies Rasyid Baswedan menghadiri rangkaian kampanye Desak Anies di DBL Arena, Surabaya, pada Jumat (9/2/2024).
Pada saat segmen tanya jawab, Anies mendapatkan pertanyaan mengenai penerbitan buku.
“Apa rencana Mas terkait penerbitan buku?” tanya JJ Rizal.
Lebih lanjut, Anies menyampaikan kesetujuannya terhadap kehadiran negara dalam mewujudkan ekosistem literasi.
“Saya setuju sekali tentang perlunya negara hadir membuat ekosistem literasi itu tumbuh berkembang,” ucap Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, ekosistem literasi dapat tumbuh berkembang bukan karena negara yang mencetak, tetapi karena negara yang menghidupkan. Tujuannya, agar penulis, penerbit, distributor, toko buku hidup dalam ekosistem yang sehat.
“Hari ini kita menyaksikan, pajak untuk kertas tinggi, impor kertas mahal. Saya ingin kasih contoh, Indonesia harus bisa menyerupai minimal dengan India,” ujar Anies.
Pasalnya, harga buku yang dicetak di India jauh lebih murah daripada buku-buku yang dicetak di Eropa.
AMIN (Anies-Muhaimin) selaku calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 juga berkomitmen dalam memberikan subsidi pengadaan kertas untuk percetakan buku.
“Komitmennya adalah membangun ekosistem yang sehat dan negara bukan memajaki justru harus memberikan subsidi supaya kertas-kertas itu bisa dicetak untuk buku,” tuturnya.
Anies mengatakan, bahwa memiliki minat baca itu baik, tetapi lebih baik lagi jika memiliki daya baca dan daya tulis.
“Kalau Anda menulis, pasti Anda membaca. Kalau Anda membaca, pasti Anda punya daya baca,” imbuhnya.
Anies menyampaikan, jika ia dan pihaknya hendak membangun perpustakaan-perpustakaan modern kelas dunia di berbagai tempat di seluruh Indonesia.
“Perpustakaan lama itu tempat menumpuknya buku, perpustakaan yang baru (sebagai) tempat knowledge center, bukan sekadar gudang buku,” sebutnya.
Tidak kalah penting, Anies juga hendak membangun pasar buku untuk memudahkan penerbit dalam memasarkan buku.
“Nanti harapannya ke depan, kita siapkan pasar-pasar buku di berbagai tempat di Indonesia supaya penerbit tidak kerepotan dan penerbit tidak dihabisi keuntungannya oleh toko-toko buku di ujung,” jelasnya.
Sebab, menurut Anies, toko buku menyerap pendapatan penerbit cukup besar yakni mencapai 40-50 persen.***
Penulis: Ixora F
Editor: Annisaa Rahmah