Tuturpedia.com – Laba bersih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Semester-I 2023 mencapai Rp183,9 triliun atau naik sebesar 12,9% daripada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menandakan adanya peningkatan kinerja perusahaan seiring pemulihan ekonomi.
“Seiring dengan pemulihan ekonomi, kinerja BUMN juga terus meningkat secara signifikan,” ungkap Menteri BUMN Erick Thohir melalui keterangannya di Jakarta, pada Rabu (25/10/2023).
Berdasarkan pernyataan Menteri Erick, laba bersih BUMN terus tumbuh selama empat tahun terakhir.
Fakta menyenangkan tersebut adalah hasil transformasi yang dilakukan di berbagai lini, baik di Kementerian BUMN maupun di perusahaan BUMN.
“Laba bersih tersebut bersumber dari peningkatan pendapatan usaha BUMN paruh pertama 2023 sebesar Rp 1.389 triliun atau naik 2,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya,” terang Menteri Erick.
Selanjutnya, Menteri BUMN menjelaskan kontribusi BUMN terhadap perekonomian yang juga menunjukkan peningkatan.
Capital expenditure (capex) atau belanja modal BUMN saat paruh pertama 2023 tercatat hingga Rp118,6 triliun atau naik sebesar 47,3% apabila dibandingkan dengan Semester-I 2022 yang hanya Rp80,55 triliun.
“Peningkatan capex BUMN tersebut tidak lepas dari kebijakan BUMN dalam memprioritaskan program-program strategis. BUMN juga fokus pada berbagai program restrukturisasi agar perusahaan negara ini dapat menjalankan usahanya dengan efektif dan efisien,” jelasnya.
Menteri Erick kemudian menjelaskan jika aktivitas bisnis yang positif itu mengantarkan perolehan ekuitas seluruh BUMN ke angka Rp3.101 triliun pada 2022 atau tumbuh sebesar 11,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 2.778 triliun.
“Mayoritas BUMN juga sudah jauh meninggalkan zona dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya, atau sehat. BUMN telah menurunkan tingkat utang dibanding investasi tertanam dari 36,2 persen pada tahun 2021, menjadi 34,9 persen pada 2022,” ungkapnya.
Peraihan tersebut dinilai membuat BUMN menjadi tangguh dengan aset yang tumbuh dari Rp8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp9.789 triliun pada 2022, lalu menjadi Rp9.842 triliun pada semester pertama pada 2023.
Oleh karena itu, Erick Thohir optimis BUMN dapat menyetorkan dividen mencapai Rp80,6 triliun, lebih tinggi daripada tahun sebelumnya sebesar Rp80,2 triliun.
“Dan menjadi yang terbesar dalam sepanjang sejarah Kementerian BUMN,” sambung Erick sembari keterangannya.***
Penulis: Ixora F
Editor: Nurul Huda















