Tuturpedia.com – Penyakit mirip flu yang tidak diketahui telah menewaskan ratusan orang di Republik Demokratik Kongo (DRC), menurut laporan berita.
Republik Demokratik Kongo (DRC) masih terus menyelidiki penyebab wabah penyakit tak dikenal ini yang diketahui berpusat di Provinsi Kwango.
Menurut informasi University of Minnesota, Rabu (11/12/2024), sejauh ini telah membuat sedikitnya 376 orang terjangkit penyakit tersebut, dengan jumlah kematian berkisar antara 67 hingga 143, sejak akhir Oktober 2024.
Melalui laman Reuters, seorang Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa badan tersebut telah diberitahu tentang penyakit tersebut Minggu lalu dan sedang bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk melakukan penyelidikan. WHO saat ini memiliki tim di lapangan yang mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
“Sebuah tim ahli epidemiologi diperkirakan berada di wilayah tersebut untuk mengambil sampel dan mengidentifikasi masalahnya,” kata Saki, seorang Wakil Gubernur Provinsi Kwango, Kongo, melansir laman Reuters pada Rabu (11/12/2024).
FluTrackers yang sudah mengikuti laporan kasus penyakit mematikan ini selama seminggu terakhir mengatakan bahwa gejala utamanya adalah demam, sakit kepala, pilek, masalah pernapasan, dan anemia.
Menurut laporan yang sama juga menyebutkan wanita dan anak-anak merupakan kelompok yang paling parah terkena dampak penyakit ini dan pernyataan DRC menuturkan penyakit ini paling mematikan jika menyerang anak-anak berusia di atas 15 tahun.
Jumlah orang yang terdampak terus meningkat, tetapi secara umum, perawatan di wilayah tersebut kurang memadai. Laporan tersebut tidak menyebutkan jenis perawatan apa yang mungkin bermanfaat untuk merawat mereka yang terdampak.
“Panzi adalah zona kesehatan pedesaan, jadi ada masalah dengan pasokan obat-obatan,” ujar Manzanza, seorang pemimpin masyarakat sipil Kongo melansir laman Live Science.
Apollinaire Yumba, menteri kesehatan provinsi, menyampaikan hingga saat ini para pejabat masih terus menyarankan masyarakat untuk berhati-hati dan menghindari kontak dengan mayat untuk menghindari potensi infeksi.
Munculnya penyakit ini menjadi cobaan baru bagi masyarakat Kongo. Sebelumnya, di sana juga tengah berjuang menghadapi wabah besar mpox, yang telah dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada bulan Agustus 2024.
Menurut data Live Science, pada awal November 2024, jumlah total kasus mpox yang diduga terjadi di seluruh benua Afrika mencapai lebih dari 50.000, dengan Republik Demokratik Kongo menanggung persentase kasus yang tinggi.
Hingga Minggu, 1 Desember 2024, 20 negara Afrika telah melaporkan 13.081 kasus mpox yang dikonfirmasi oleh uji laboratorium, termasuk 55 kematian akibat penyakit tersebut.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah













