Indeks

WHO: 1 Juta Anak di Kongo Berisiko Menderita Kekurangan Gizi Akut

Dampak konflik, satu juta anak di Kongo terancam alami kekurangan gizi akut. Foto: x.com/UN

Tuturpedia.com – Hari Jumat (12/7/2024) World Health Organization (WHO) ungkap lebih dari 1 juta anak di Kongo berisiko mengalami kekurangan gizi akut. Hal ini merupakan akibat dari kerawanan pangan yang meluas, meningkat, dan berulang di wilayah-wilayah yang terkena dampak konflik bertahun-tahun.

Meningkatnya kekerasan baru-baru ini dalam konflik yang sedang berlangsung di bagian timur negara itu antara pasukan Kongo dan milisi M23 telah memaksa lebih banyak orang meninggalkan rumah mereka.

WHO mencatat ada sebanyak 7,4 juta orang terpaksa untuk pindah massal. Keadaan ini memperburuk sistem air dan sanitasi di kawasan pengungsian. Selain itu, wabah buruknya kebersihan di area pengungsian juga mengakibatkan wabah kolera, campak, meningitis, mpox, dan wabah penyakit lainnya. 

Di tahun 2024, dilaporkan lebih dari 20.000 kasus kolera dan hampir 60.000 kasus campak. Jumlah ini bisa lebih tinggi karena terbatasnya pengawasan penyakit dan pelaporan data. 

WHO juga mencatat 40,8 juta orang menghadapi kekurangan pangan yang serius, dengan 15,7 juta orang menghadapi kerawanan pangan yang parah dan risiko malnutrisi serta penyakit menular yang lebih tinggi.

“Jika tindakan segera tidak diambil untuk memenuhi kebutuhan dasar di Kongo, lebih dari satu juta anak akan menderita kekurangan gizi akut,” ungkap WHO.

Hal tersebut makin diperburuk dengan bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi baru-baru ini.

WHO Jelaskan Keadaan Terbaru di Kongo

Pejabat senior darurat WHO, Adelheid Marschang menggambarkan situasi ini di Kongo sebagai “bencana”. Ia juga mengatakan di pengarahan PBB di Jenewa dalam beberapa bulan terakhir, Kongo telah menghadapi meningkatnya konflik dan kekerasan, yang menyebabkan pengungsian massal, meluasnya penyakit, dan kekerasan berbasis gender.

Bukan hanya itu, banyak anak-anak yang juga mengalami trauma mental yang parah, khususnya di bagian timur negara tersebut.

Marschang juga menekankan bahwa negara Kongo saat ini sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan karena jumlah orang yang membutuhkannya pun tercatat sangat banyak. Ia mencatat ada sebanyak 25,4 juta orang yang terdampak konflik Kongo dan masih berjuang bertahan hidup hingga sekarang. 

WHO diketahui telah menjangkau 460.000 orang dengan layanan kesehatan darurat di daerah yang terkena dampak konflik. Sayangnya, akses kemanusiaan masih sangat dibatasi oleh militer yang bertugas.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version