Tuturpedia.com – Kasus pneumonia pada anak-anak meningkat di beberapa negara ketika Tiongkok menghadapi wabah penyakit pernapasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sejak pertengahan Oktober 2023, Organisasi Kesehatan Dunia telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok yang menunjukkan peningkatan penyakit pernapasan.
Pada 22 November, badan kesehatan PBB meminta Tiongkok untuk memberikan lebih banyak informasi epidemiologi dan klinis serta hasil laboratorium dari kasus-kasus yang dilaporkan ini serta data tentang tren terkini dalam sirkulasi patogen pernapasan.
Empat tahun yang lalu, penyakit pernapasan misterius mulai menyebar di Tiongkok (SARS-CoV-2), dan kurangnya transparansi dari pejabat pemerintah membuat negara lain memerlukan waktu untuk bersiap.
Kini Belanda dan Denmark telah melaporkan lonjakan kasus, sementara India, Taiwan, dan Vietnam sudah mulai mengambil tindakan pencegahan untuk mempersiapkan sistem pelayanan kesehatan mereka.
Bagi dunia yang masih belum pulih dari pandemi virus corona baru-baru ini, berita dari Tiongkok tentang peningkatan penyakit pernapasan secara tiba-tiba telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Kementerian Kesehatan Tiongkok mengatakan peningkatan kasus ini disebabkan oleh tumpang tindihnya patogen yang diketahui dan bukan virus baru.
Ada peningkatan kasus yang terkait dengan virus seperti influenza, rhinovirus, virus pernapasan syncytial , atau RSV, adenovirus, serta bakteri seperti mycoplasma pneumoniae.
Menurut Independent, Selasa (5/12/23) beberapa gejala yang timbul pada penyakit pneumonia yang tersebar akhir-akhir ini adalah sakit tenggorokan, kelelahan, dan batuk berkepanjangan yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Kemenkes Umumkan Waspada Pneumonia
Dalam postingan terbaru Kemenkes Indonesia di Instagram, Kemenkes menyatakan bahwa Indonesia turut waspada akan hadirnya penyakit pneumonia.
Kemenkes juga menyatakan, ada beberapa tindakan antisipasi yang bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia agar bisa meminimalisasi bertambahnya kasus penyakit ini.
Dikutip dari laman Instagram @kemenkes_ri, sebagai salah satu upaya antisipasi, Kemenkes RI mengeluarkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4732/2023 tentang kewaspadaan terhadap kejadian Mycoplasma Pneumonia di indonesia.
Surat ini berlaku untuk seluruh Kepala Dinas Kesehatan di Indonesia, baik dari tingkat Nasional, Kota, Kabupaten, Rumah Sakit, Pelabuhan, dan Puskesmas.
Isi surat edaran tersebut menekankan beberapa poin antisipasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat, antara lain:
- Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dapat mengawasi orang, binatang, hingga barang di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas negara dari negara terjangkit. Selain itu, KKP juga wajib melaporkan penemuan kasus pneumonia ke Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) yang terhubung ke Kemenkes RI.
- Masyarakat diimbau untuk melakukan vaksinasi Influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.
- Lakukan jaga jarak dengan orang yang sedang sakit dan tetap tinggal di rumah.
- Datangi Fasyankes jika terdapat gejala pneumonia (batuk, kesulitan bernapas dan disertai demam).
- Ikuti tes dan perawatan medis dengan semestinya, sesuai kebutuhan.
- Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jangan lupa untuk rajin cuci tangan dengan sabun antiseptik dan pastikan ventilasi udara di rumah baik.
Kemenkes RI berharap dengan adanya antisipasi dini Pneumonia ini dapat mengendalikan masuknya penyakit baru dari China tersebut. Yuk, mulai ikuti langkah antisipasi dari Kemenkes ini Tuturpedians!***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
