Tuturpedia.com – Polusi udara adalah masalah global terkini yang terus berkembang. Tanpa kita sadari, hidup berdampingan dengan polusi udara dapat menyebabkan beberapa penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Ganasnya polusi udara juga menyebabkan kematian dini di dunia melonjak. Dikutip dari Journal of Alzheimer’s Disease pada Senin (28/8/23), polusi udara bertanggung jawab atas sekitar 16% dari semua kematian di seluruh dunia.
Namun, sehubungan dengan kualitas udara yang memburuk, penyakit demensia juga jadi masalah global yang terus berkembang. Hal ini memungkinkan adanya hubungan antara polusi udara dan kasus meningkatnya demensia.
Hubungan Antara Demensia dan Polusi Udara
Setiap 3 detik ada satu orang di dunia yang mengalami demensia. Dikutip dari Alzheimer’s Disease International, ada kurang lebih 55 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan demensia di tahun 2020.
Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hampir dua kali lipat setiap 20 tahun kedepan. Diperkirakan terdapat 78 juta orang yang akan mengalami demensia di tahun 2030 dan 139 juta orang di tahun 2050.
Dikutip dari The Lancet, Komisi Lancet 2017 (yang berfokus pada pencegahan, intervensi dan perawatan demensia) memasukkan polusi udara ke dalam penyebab dari seseorang mengalami demensia.
Polusi udara memiliki partikel magnetik yang dilepaskan ke udara dan dapat masuk ke dalam otak melalui aliran darah. Dikutip dari laman Alzheimer’s Society, ada sebuah studi yang dilakukan pada orang-orang di Mexico City dan Manchester yang dilakukan tahun 2016 lalu. Studi ini menegaskan bahwa magnetik dari polusi udara dapat masuk ke otak melalui aliran darah dan hidung.
Benarkah Polusi Udara Menyebabkan Demensia?
Dikutip dari National Institute on Aging, menyatakan bahwa ada studi yang menunjukkan bahwa mengurangi paparan partikulat (polusi udara dengan ukuran kurang dari 10 mikrometer) dapat menurunkan risiko demensia.
Meningkatnya kasus demensia dalam suatu populasi berkaitan dengan paparan jangka panjang dari polusi udara (partikel halus). Penyebabnya bisa jadi karena pertanian dan kebakaran terbuka.
Dikutip dari sebuah studi yang dikeluarkan oleh JAMA Intern Med 2023, para ilmuwan menggunakan data dari 27.857 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas di Amerika yang terdaftar di Health and Retirement Study (HRS).
Tim peneliti menggunakan sembilan sumber emisi untuk menilai keterkaitan antara demensia dan polusi udara, yaitu pertanian, lalu lintas jalan raya, pembakaran batu bara untuk energi, pembakaran batu bara untuk industri, kebakaran terbuka, dan debu yang tertiup angin.
Hasilnya terdapat 4.105 peserta (15%) mengalami demensia selama masa penilaian. Selain itu, partisipan yang mengalami demensia cenderung tidak berkulit putih, memiliki pendidikan formal yang rendah, kurang mampu, dan konsentrasi partikulat (PM 2.5) yang lebih tinggi.
Bukan hanya itu, pertanian dan kebakaran memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap demensia. Jalan raya dan pembakaran batu bara juga berkaitan erat dengan penyebab demensia.
Studi inilah yang menguatkan jika terdapat hubungan erat antara polusi udara dan risiko meningkatnya demensia.
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda