banner 728x250

Warga Palestina Kehilangan Sumber Listrik Setelah Terkena Serangan Tunggal Israel

Palestina kehilangan sumber listrik yang sebabkan krisis kesehatan. FOTO: X.com/MBAkhan730
Palestina kehilangan sumber listrik yang sebabkan krisis kesehatan. FOTO: X.com/MBAkhan730
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Israel melakukan serangan udara besar-besaran di seluruh Jalur Gaza pada Rabu (12/10/23) kemarin.

Sementara itu, lebih dari 2 juta warga Palestina kehilangan listrik setelah Israel mengepung wilayah itu sepenuhnya.

Saksi mata melaporkan kerusakan besar terjadi di seluruh wilayah kota Gaza akibat serangan Israel semalam.

Beberapa warga juga membagikan video online yang menunjukkan anak-anak yang terluka atau tewas ditarik dari reruntuhan.

Hilangnya sumber listrik di jalur Gaza menjadi mimpi buruk bagi Palestina, sebab sumber tersebut merupakan satu-satunya pembangkit listrik di sana.

Pabrik listrik tunggal di Jalur Gaza, terkena serangan dan pengepungan Israel. 

Dikutip dari laman Livemint, Kamis (12/10/23) Otoritas Listrik Enklave Palestina menyatakan jika listrik berhenti berfungsi pada Rabu karena kehabisan bahan bakar.

“Satu-satunya pabrik listrik di Jalur Gaza berhenti berfungsi pukul 2:00 sore,” kata kepala otoritas Jalal Ismail dalam pernyataan, setelah sebelumnya memperingatkan bahwa stok bahan bakar semakin menipis.

Sebelumnya, otoritas mengatakan bahwa pabrik tersebut hanya memiliki bahan bakar untuk beroperasi selama sepuluh hingga dua belas jam.

Namun akhirnya listrik padam total setelah pengumuman Israel pada Senin (9/10/23) kemarin.  

Pengumuman tersebut menyatakan bahwa Israel akan memutus pasokan listrik ke Gaza sebagai bagian dari “pengepungan lengkap.”

Hal tersebut dilakukan atas dasar balas dendam terhadap Hamas.

Setelah pemadaman listrik, beberapa warga Palestina di Gaza bergantung pada generator.

Namun, cadangan itu tidak akan bertahan lama karena negara tersebut mengalami krisis bahan bakar.

Palestina juga alami krisis kesehatan

Tidak adanya listrik telah menambah penderitaan bagi penduduk Gaza. Sejak awal perang, penduduk di Jalur Gaza menghadapi kekurangan barang-barang penting.

Kekurangan listrik juga membuat rumah sakit kesulitan dalam merawat luka-luka di Jalur Gaza.

Dikutip dari laman NPR, Kepala Misi Dokter Tanpa Batas di wilayah Palestina, Léo Cans, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rumah sakit di Gaza kewalahan. 

Cans mengatakan bahwa di antara kasus-kasus rumit yang sedang diobati, mereka menemukan kasus anak laki-laki berusia 13 tahun yang hampir seluruh tubuhnya terbakar setelah ada kebakaran akibat bom yang jatuh di dekat rumahnya.

Krisis kesehatan ini juga berkaitan dengan pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina yang mengatakan bahwa mereka harus membatasi pelayanan kesehatan karena krisis listrik.

Juru Bicara Komite Internasional Palang Merah di Gaza, Hisham Mhanna, menjelaskan bahwa pabrik-pabrik pengolahan air dan limbah juga memerlukan listrik untuk berfungsi.

Sejauh ini, perang telah menewaskan lebih dari 2.200 orang di kedua belah pihak.

Dengan tingkat kehancuran yang sangat besar di kedua belah pihak, jumlah kematian diperkirakan akan terus bertambah.

Sejak invasi Sabtu (7/10/23) lalu, lebih dari 1.200 orang, termasuk 155 tentara, telah tewas di Israel.

Di Gaza, kementerian kesehatan melaporkan lebih dari 1.050 orang tewas dan lebih dari 5.100 terluka.

Lembaga pengungsian Palestina juga mencatat ada 250.000 orang telah tergusur di Gaza.

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses