banner 728x250

Warga Israel Gelar Unjuk Rasa di Kediaman Benjamin Netanyahu Tuntut Pembebasan Tawanan

Demonstran mengepung kediaman Benjamin Netanyahu menuntut keluarganya yang ditahan oleh Hamas dipulangkan segera. Foto: X.com/CTVNews
Demonstran mengepung kediaman Benjamin Netanyahu menuntut keluarganya yang ditahan oleh Hamas dipulangkan segera. Foto: X.com/CTVNews
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Ribuan orang turun ke jalan di Yerusalem dan Tel Aviv menentang penanganan krisis yang dilakukan pemerintah.

Warga Israel berbondong-bondong menyerbu kediaman PM Israel, Benjamin Netanyahu untuk menuntut atas kurangnya kesiapan pemerintahnya menghadapi serangan pada 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas.

Pada agenda demonstrasi ini, para demonstran mengibarkan bendera Israel berwarna biru dan putih. Para pengunjuk rasa juga meneriakkan “Penjarakan sekarang!” saat kerumunan menerobos penghalang keamanan.

Dikutip dari laman Aljazeera, Senin (6/11/23) polisi turut hadir untuk mengendalikan situasi ketika kemarahan meningkat seiring dengan demonstrasi yang menuntut akuntabilitas. Polisi juga menahan ratusan pengunjuk rasa di luar kediaman Netanyahu pada Sabtu. 

Banyak keluarga para sandera yang ditahan di Gaza mengkritik tanggapan pemerintah terhadap situasi tersebut.

Kemarahan publik semakin meningkat di kalangan warga dan menyerukan agar kerabat mereka yang ditawan oleh kelompok Hamas dibawa pulang.

Salah satu pengunjuk rasa bernama Ofri Bibas-Levy, yang saudara laki-lakinya dan putranya yang berusia empat tahun dan sepuluh bulan disandera oleh Hamas. Ia mengatakan dirinya datang untuk menunjukkan dukungan bagi keluarganya.

Bibas-Levy berkata, “Kami tidak tahu di mana mereka berada, kami tidak tahu dalam kondisi apa mereka disimpan. Saya tidak tahu apakah Kfir mendapat makanan, saya tidak tahu apakah Ariel mendapat cukup makanan. Dia adalah bayi yang sangat kecil.” 

Ribuan pengunjuk rasa berdemonstrasi di Tel Aviv, mengibarkan bendera dan memegang foto beberapa tawanan di Gaza. 

Mereka juga mengangkat slogan-slogan seperti “Bebaskan para sandera sekarang dengan segala cara” dan membawa serta poster-poster yang menyampaikan pesan yang sama sementara massa meneriakkan, “bawa mereka pulang sekarang.”

Dikutip dari laman WION News, satu bulan telah berlalu sejak perang Israel-Hamas dimulai dan sejak serangan awal yang mengejutkan seluruh Asia Barat, kemarahan masyarakat juga terus meningkat atas krisis penyanderaan. 

Orang-orang bersenjata Hamas menahan banyak orang di Jalur Gaza yang menghadapi serangan udara setiap hari, bahkan beberapa di antaranya terjadi di sekolah-sekolah yang menampung pengungsi yang tidak bersalah. 

Keluarga dari mereka yang disandera di Gaza mengkritik tanggapan pemerintah dan menyerukan agar kerabat mereka dipulangkan dengan selamat.

Netanyahu sejauh ini belum menerima tanggung jawab pribadi atas kegagalan serangan mendadak yang menyebabkan ratusan pejuang Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menawan sedikitnya 240 orang.

Bahkan sebelum perang, Netanyahu telah menjadi tokoh yang memecah belah, memerangi tuduhan korupsi, dan mendorong rencana untuk mengekang kekuasaan peradilan yang menyebabkan ratusan ribu orang turun ke jalan untuk melakukan protes.

Protes ini menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat warga Israel percaya Netanyahu harus mengundurkan diri.

Situasi ini menggambarkan meningkatnya kemarahan publik di Israel terhadap para pemimpin politik dan keamanan.

Dikutip dari laman Livemint, Senin (6/11/23) sekitar 76% warga Israel percaya bahwa PM Netanyahu untuk masa jabatan keenam harus mengundurkan diri. Sementara 64% ingin Israel mengadakan pemilu kembali setelah perang.

Berdasarkan survei ini juga, sekitar 44% warga Israel menyalahkan Netanyahu atas serangan awal terhadap Hamas, sekitar 33% menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior IDF, sementara 5% menyalahkan Menteri Pertahanan.

Diketahui sayap bersenjata Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa ada lebih dari 60 orang tahanan di Gaza. 

Abu Obeida, juru bicara Brigade Qassam, juga mengatakan di akun Telegram Hamas bahwa 23 jenazah tawanan Israel terjebak di bawah reruntuhan.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses