Jateng, Tuturpedia.com – Perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk aktif secara politik dan membuat berbagai keputusan serta kebijakan.
Dengan begitu, akan muncul kebijakan-kebijakan yang lebih representatif dan inklusif untuk mencapai pembangunan yang lebih baik.
Hal itu disampaikan Yunia (34) warga dukuh Gosten, Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora Kota, Jawa Tengah pada awak media, Sabtu (28/10/2023).
Bahkan, menurutnya angka keterwakilan perempuan dalam kancah politik terus meningkat. Terutama di tingkat pusat, daerah dan kabupaten/kota.
Bahkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) saat ini adalah seorang perempuan.
Maka dari itu, dia merasa bahwa para perempuan patut berbangga atas pencapaian ini.
Namun, pihaknya juga meyakini masih ada faktor penting yang belum maksimal dan terealisasi dalam mencapai kuota 30 persen keterwakilan perempuan, yaitu dukungan sesama perempuan.
“Penting bagi seluruh perempuan di seluruh Indonesia, kalau saja sesama perempuan kita saling mendukung, saling memotivasi, saling menginspirasi,” tuturnya.
Dia meyakini kuota 30 persen keter keterwakilan perempuan dalam politik itu akan bisa tercapai. “Kita mulai dari para perempuan itu sendiri,” ucapnya.
Yunia juga menyampaikan agar para perempuan tidak melupakan fakta bahwa kuota keterwakilan perempuan tidak akan efektif jika pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan politik serta kesetaraan gender perempuan masih minim.
“Seluruh pihak perlu bahu-membahu membuka ruang seluas-luasnya, bukan hanya kesempatan bagi perempuan untuk terlibat, namun juga memperoleh pengetahuan, memperluas pemahaman, dan meningkatkan keterampilan politiknya. Sehingga kelak ketika mereka duduk di kursi-kursi kekuasaan akan lahir kebijakan-kebijakan yang lebih responsif, inklusif dan humanis,” ungkapnya.
Dalam meningkatkan dan mendorong partisipasi perempuan dalam dunia rill politik, partai politik (parpol) memiliki andil dan peranan yang besar.
Menurutnya, sekurang-kurangnya parpol memiliki tanggung jawab dalam rekrutmen politik.
“Artinya partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak perempuan-perempuan yang memiliki potensi untuk turut aktif menyampaikan aspirasinya dan merumuskan kebijakan yang berpihak kepada perempuan tentunya di bawah payung kesetaraan,” bebernya.
Bahkan, dirinya pun tak menampik ada sejumlah kendala yang dihadapi para perempuan di dunia politik yang saat ini belum beruntung untuk bisa duduk dan terpilih.
“Memang ada beberapa hal yang harus dikuatkan oleh perempuan itu sendiri. Pertama, perempuan memang harus percaya diri, kuatkan dulu keinginan dari diri perempuan itu sendiri bahwa saya ingin sukses, saya ingin maju, terpilih. Yakinkan itu terlebih dahulu. Kedua, harus ada restu dan dukungan keluarga,” terangnya.
Di lain sisi, kepemimpinan perempuan dalam posisi-posisi strategis di parlemen masih kurang.
Peran partai politik untuk mendukung hal ini dibutuhkan, dengan membuka peluang yang sama bagi perempuan dan laki-laki.
“Memang masih minim bagi fraksi partai untuk bisa menempatkan masing-masing anggota DPR perempuan di alat kelengkapan dewan yang strategis,” terangnya.
Menurutnya, hal ini penting untuk perempuan dalam membuat keputusan-keputusan strategis. “Sebab, ini merupakan penentu bagi semua kebijakan dan keputusan agar responsif gender,” tandas Yunia.***
Penulis: CR
Edtior: Nurul Huda