Indeks
News  

Wali Kota Semarang Minta Pemasangan Biopori Dioptimalkan, Targetkan 5.000 Titik

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dan OPD tinjau lokasi pemasangan biopori. Foto: Dok. Pemkot Semarang
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dan OPD tinjau lokasi pemasangan biopori. Foto: Dok. Pemkot Semarang

Semarang, Tuturpedia.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dorong penerapan biopori atau lubang buatan di tanah yang diisi dengan sampah organik untuk resapan air di sejumlah kawasan kota.

Lewat Dinas Lingkungan Hidup atau DLH, telah diresmikan Gerakan Pembuatan Lubang Resapan Biopori di Jalan Argopuro, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, pada Senin (5/8/2024).

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menerangkan, walaupun biopori sudah dikenal luas, namun pelaksanaan di Kota Semarang masih terbilang belum optimal.

“Sebenarnya sih kalau biopori ini sudah umum ya, hanya penerapannya itu yang belum masif,” ucap Wali Kota Semarang, Hevearita yang akrab disapa Mbak Ita.

Dengan adanya gerakan itu, Mbak Ita berharap tidak hanya menjadi acara seremonial saja, melainkan berkembang menjadi budaya yang luas di masyarakat.

Ia pun ungkap betapa pentingnya pemanfaatan daun-daun kering yang sering kali ditemukan namun tidak diangkat oleh petugas kebersihan.

“Saya berpikir untuk bagaimana daun itu tidak diangkat tetapi bisa dimanfaatkan sehingga dimasukkan ke dalam biopori,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan hal itu tidak hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi bisa mengolahnya menjadi kompos bermanfaat. Bahkan di daerah yang miring, pemanfaatan biopori pun dapat mengantisipasi longsor.

Yang tak kalah penting juga penempatan biopori di jalan-jalan protokol Kota Semarang. Khususnya di kawasan yang sering terjadi genangan air ketika hujan.

“Saya minta ini utamanya di jalan-jalan protokol, seperti kita tahu kalau setiap hujan itu kan selalu tergenang seperti Jalan Pahlawan atau Jalan Pemuda, ada genangan sehingga ini juga bisa membantu air itu tidak semua masuk drainase tetapi juga masuk ke dalam biopori-biopori,” pintanya.

Pemkot Semarang menargetkan pembuatan 5.000 titik biopori di seluruh kota, bermula dari 100 titik di 6 jalan utama, yaitu Jalan Sultan Agung, Jalan S. Parman, Jalan Diponegoro, Jalan Pahlawan, Kalisari, dan Jalan Pemuda. Kemudian, DLH juga akan memperbanyak biopori di 17 titik Ruang Terbuka Hijau (RTH) di 11 kecamatan Kota Semarang.

“Semoga ini bisa menjadi salah satu  solusi pencegahan banjir dan pemanfaatan sampah organik menjadi kompos untuk pupuk di wilayah-wilayah Kota Semarang,” tandasnya.***

Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko

Editor: Annisaa Rahmah

Exit mobile version