Semarang, Tuturpedia.com – Jadi salah satu kota yang dipilih menjadi daerah percontohan pengelolaan sampah, Pemerintah Kota (Pemkot) Pemkot Semarang berkomitmen, penanganan dan pengelolaan sampah di Ibu Kota Jawa Tengah bakal terus digencarkan.
Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu setelah menghadiri acara penutupan program Clean Cities, Blue Ocean (CCBO) dari United States Agency International Development (USAID) di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (17/4/2024).
Turut hadir dalam kegiatan itu, yakni Direktur USAID Indonesia, Jeffery Cohen, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Krüger Giverin, serta Koordinator Air Minum dan Sanitasi Kementerian Perencanaan Perumahan dan Kawasan Permukiman BAPPENAS, Nur Aisyah Nasution.
Dalam kesempatan ini, Mbak Ita sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu menuturkan jika pihaknya terus menekankan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Walaupun program ini sudah berakhir, namun ia terus mendorong semua pihak yang bersangkutan untuk terus menjaga lingkungan dan laut.
“Bisa terus berlanjut karena saya menyampaikan ini kan sebenarnya masih pilot project di enam kecamatan. Tapi saya bilang namanya (pengelolaan) sampah jangan enam kecamatan saja, bisa diadakan pelatihan sehingga di semua kecamatan ini bersamaan bisa jalan,” ucap Mbak Ita.
Selain memberdayakan masyarakat, dirinya pun mendukung proses-proses sampah untuk didaur ulang. Seperti Rebricks Indonesia yang dari Jakarta ke Semarang yang mengolah sampah menjadi bahan bangunan.
Kemudian, ia menyarankan agar USAID dapat ikut mengawasi penanganan sampah di daerah lainnya.
“Sampah di Kota Semarang tidak bisa bicara hanya kota saja, tapi juga hinterland (pedalaman). Karena sampah ada yang datang dari hulu, utamanya lewat sungai,” tuturnya.
Di sisi lain, Direktur USAID Indonesia, Jeffery Cohen mengakui jika sampah ialah persoalan bersama. Maka dari itu, diharapkan semua pihak bisa menjaga dan mengatasi permasalahan sampah.
“Satu tantangan global dalam beberapa tahun terakhir adalah polusi plastik. Sampah plastik mengancam masyarakat dan ekosistem di dunia, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat. Tantangan sampah plastik di laut bersifat global, tapi solusinya lokal. Terutama karena managemen sampah seringkali di bawah pemerintah. Oleh karena itu USAID bermitra dengan banyak kota membangun masyarakat yang tangguh untuk menangani sampah,” jelasnya.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko.
Editor: Annisaa Rahmah.