Tuturpedia.com – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut penyebab banjir bandang dan longsor di Kabupaten Luwu diduga karena aktivitas tambang ilegal.
Dikutip Tuturpedia.com, Jumat (10/5/2024), Walhi menyatakan bahwa banjir bandang dan longsor yang terjadi di Sulawesi Selatan terjadi karena masifnya aktivitas tambang emas dan galian ilegal di wilayah Latimojong.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti Walhi Sulawesi Selatan, Slamet. Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan kajian dengan menggunakan pendekatan menggunakan dua hal.
Adapun kedua hal ini meliputi pendekatan soal daerah aliran sungai dan kawasan esensial yang berada di kawasan terdampak bencana.
“Dari kajian yang kami lakukan itu pendekatannya menggunakan dua hal, pertama itu pendekatan terkait soal daerah aliran sungai dan yang kedua adalah kawasan esensial apa yang berada di kawasan terdampak bencana,” ujar Slamet.
Slamet mengaku menemukan wilayah aliran sungai di kawasan terdampak bencana memiliki tutupan hutan di bawah 30 persen sehingga retan terjadi erosi dan longsor.
“Nah pertama kami menemukan bahwa memang di semua wilayah terdampak bencana itu, itu daerah aliran sungainya hanya memiliki tutupan hutan di bawah 30%, artinya memang sangat rentan air yang air mengalir dari hulu itu bisa menimbulkan erosi tanah atau longsor dan kemudian banjir. Karena memang tidak ada lagi tutupan hutan atau kurangnya tutupan hutan di wilayah itu,” ungkapnya.
Selain hanya memiliki tutupan hutan di bawah 30 persen, Slamet menjelaskan jika di kawasan terdampak ini memiliki esensial kawasan pegunungan, khususnya di daerah Latimojong.
Di mana daerah ini memang berbatasan dengan banyak aliran sungai dari hulu ke hilir.
“Nah terus yang kedua adalah soal kawasan esensial apa yang ada di kawasan terdampak bencana, ternyata setelah kami cek ternyata kawasan esensial yang ada itu adalah kawasan Pegunungan Latimojong, di mana pegunungan ini memiliki berbatasan dengan beberapa kabupaten dan juga memiliki banyak aliran-aliran sungai yang dari hulu hingga ke hilirnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, kawasan ini diperparah dengan adanya izin usaha pertambangan yang disinyalir menjadi penyebab bencana banjir dan longsor.
“Nah kami periksa lebih jauh ternyata Latimojong itu di kawasan penyangganya bahkan dekat dengan kawasan, intinya itu ada izin usaha pertambangan,” imbuhnya.
Hal ini menyebabkan tanah di kawasan tersebut sangat rentan terjadi longsor dan banjir ketika terjadi hujan.
“Ada PT Masmindo di area di mana itu memang disinyalir kuat ya jadi penyebab bencana banjir yang longsor, karena memang tanah sekitaran situ, sekitaran Latimojong itu tanahnya tanah yang nah yang sifatnya sangat rentan ketika terjadi hujan,” duga Slamet.***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.















