Indeks

Waktunya Blora Berubah! Masyarakat Desak Revitalisasi Tata Ruang Kota: “Bukan Sekadar Estetika, Tapi Urusan Ekonomi”

Blora, Tuturpedia.com — Wacana dan kebutuhan mendesak untuk menata ulang tata ruang (revitalisasi) Kota Blora kembali menguat. Masyarakat menilai, tata ruang kota yang ada saat ini sudah usang dan tidak lagi mampu menampung dinamika serta kebutuhan ekonomi modern.

Revitalisasi dinilai bukan hanya soal memperindah kota, melainkan kunci untuk membuka potensi ekonomi daerah yang selama ini terhambat. Senin, (13/10/2025).

Desain Kota Lama Menghambat Akses dan Bisnis

Doni (37) warga kecamatan Blora kota, pun menceritakan kembali bahwasanya selama bertahun-tahun, tata ruang Kota Blora, terutama di area pusat keramaian, dinilai memiliki beberapa kelemahan struktural yang harus segera diperbaiki:

1. Akses dan Kemacetan
Penataan jalan dan lokasi parkir yang tidak terintegrasi sering menimbulkan kemacetan dan mempersulit akses ke pusat perbelanjaan atau kantor, terutama di jam sibuk.

2. Ruang Publik Minimalis
Minimnya ruang terbuka hijau (RTH) atau ruang publik yang representatif dan terawat membuat kota kurang menarik sebagai tempat interaksi sosial dan refreshing.

3. Zona Ekonomi Tidak Jelas
Perbedaan zona komersial, residensial, dan industri yang kabur membuat kota terlihat semrawut dan menyulitkan investor untuk menentukan lokasi bisnis yang tepat.

“Blora ini punya potensi besar, tapi penataan kotanya seperti terhenti di masa lalu. Dan, Kita butuh tata ruang yang visioner, yang bisa memudahkan orang datang, berbelanja, dan berinvestasi. Sekarang ini, untuk mencari parkir saja sudah sulit,” ucapnya.

Revitalisasi sebagai Dongkrak Ekonomi

Pihaknya juga menyoroti bahwa revitalisasi tata ruang harus dilihat sebagai investasi jangka panjang, bukan hanya proyek kosmetik. Fokus utama yang didesak adalah
Integrasi Pusat Kota, menciptakan kawasan terpadu (misalnya, antara Alun-Alun, pasar modern, dan area komersial) dengan trotoar yang lebar, nyaman, dan ramah pejalan kaki.

“Solusi Parkir Terpusat: membangun area parkir terpadu (park and ride) untuk mengurangi kepadatan kendaraan yang “memakan” badan jalan di pusat kota,” jelasnya.

Selain itu, juga memperkuat Identitas Lokal, dimana desain revitalisasi harus tetap memasukkan unsur kearifan lokal Blora agar kota tidak kehilangan jati dirinya.

“Jika kita punya kota yang tertata rapi, bersih, dan aksesnya mudah, maka wisatawan dan investor akan lebih tertarik. Dan, ini adalah cara paling efektif untuk mendongkrak sektor pariwisata dan jasa, yang otomatis akan meningkatkan pendapatan warga dan PAD,” bebernya.

Harapan pada Pemerintah Kabupaten

Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Blora dapat segera menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang baru dan berani mengambil langkah-langkah strategis, termasuk mengalokasikan anggaran untuk proyek-proyek revitalisasi mendasar.

“Sebenarnya, desakan ini menjadi alarm bagi Pemkab Blora: sudah waktunya meninggalkan pola tata kota lama dan melangkah menuju Blora yang lebih modern, tertata, dan berdaya saing, di mana estetika dan ekonomi berjalan beriringan,” tandasnya.

Penulis: Lilik Yuliantoro Editor: Permadani T.
Exit mobile version