Semarang, Tuturpedia.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang fokus bahas kasus bunuh diri seorang siswa yang sempat viral beberapa waktu lalu.
Kepala Disdik Kota Semarang, Bambang Pramushinto meminta orang tua siswa agar aktif berkomunikasi dengan guru dan begitu juga sebaliknya.
Dia juga berpesan agar orang tua turut berkomunikasi dengan bimbingan konseling (BK) agar setiap masalah yang menimpa siswa bisa curahkan.
“Kami meminta orang tua siswa dan guru aktif ngobrol dengan siswa dan berkoordinasi dengan BK. BK juga harus aktif turun ke siswa atau ke orang tua. Jadi, akan tercipta keterbukaan terkait masalah yang dihadapi siswa,” beber Bambang usai Ngopi bareng (Ngobrol Penting Stakeholder Pendidikan Kota Semarang) di Kampung Jawi Kalialang Kecamatan Gunungpati, Kamis (11/1/2024).
Kemudian, hal lain yang perlu dilakukan oleh satuan pendidikan adalah kedekatan dengan warga sekitar sekolah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kasus bunuh diri.
“Selain itu, kepala sekolah juga harus akrab dengan lingkungan sekolahnya, terutama tokoh-tokoh warga dan warga terdekat dari sekolah. Juga harus akrab dengan Babinsa, Babinkamtibmas,” pungkas Bambang.
Lanjutnya, pihaknya merekomendasikan agar stakeholder satuan pendidikan mengunduh aplikasi Libas yang dikelola oleh Polrestabes Semarang untuk mengantisipasi tindakan kekerasan terhadap siswa.
“Termasuk juga setiap kepala sekolah dan para guru men-download aplikasi Libas dari Polrestabes Semarang. Untuk mengantisipasi kejadian kekerasan kepada siswa,” ucpanya.
Disdik juga segera akan memantapkan sistem penguatan karakter berbasis komunikasi untuk memperkuat mental siswa dalam menghadapi persoalan hidup agar kasus bunuh diri tidak terjadi lagi.
“Kami di Dinas Pendidikan bertugas untuk melakukan penguatan karakter siswa agar mentalnya lebih kuat dalam menghadapi masalah. Dengan intensifikasi komunikasi antara siswa dengan guru. Harus ada konseling rutin antara siswa dengan guru karena di era digital ini kebanyakan masalah munculnya bermula dari media sosial,” ujarnya.
Terkait dengan program Ngopi Bareng ini, Dinas Pendidikan akan menjadwalkan kegiatan ini sebulan sekali untuk mendiskusikan isu-isu aktual dunia pendidikan Kota Semarang sekaligus melakukan Monitoring dan Evaluasi.
“Jadi, ini kegiatan Ngopi bareng yang akan dilaksanakan sebulan sekali dalam rangka diskusi dan monev kegiatan pendidikan,” ujarnya.
“Selain stakeholder pendidikan Kota Semarang kami juga mengundang polrestabes Semarang, Dinas Pendidikan Jawa tengah, Komisi D DPRD Kota Semarang, Anantaka, dan Dewan Pendidikan Kota Semarang (DPKS),” ungkapnya.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko
Editor: Nurul Huda
Respon (0)