Tuturpedia.com – Di tengah banyaknya tuduhan Israel yang mengatakan Hamas merupakan kelompok teroris yang berbasis di Palestina, ada fakta menarik yang muncul saat seorang pengguna Twitter membuka website resmi milik Hamas.
Website resmi milik hamas tersebut dinilai tidak memiliki konten yang berbau teroris seperti apa yang diberitakan Israel kepada media.
Hamas merupakan gerakan militan Islam dan salah satu dari dua partai politik besar di wilayah Palestina. Dikutip dari laman CFR, Rabu (15/11/23) kelompok militan ini memerintah lebih dari dua juta warga Palestina di Jalur Gaza, hingga akhirnya kelompok ini terkenal karena perlawanan bersenjatanya terhadap Israel.
Pada Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan mendadak besar-besaran di Israel selatan, menewaskan dari 1.200 orang dan menyandera puluhan lainnya.
Israel telah menyatakan perang terhadap kelompok tersebut sebagai tanggapannya dan mengindikasikan bahwa militernya berencana melakukan kampanye jangka panjang untuk memusnahkan kelompok tersebut sepenuhnya.
Upaya kampanye jangka panjang yang dilakukan Israel terhadap Palestina membuat puluhan negara telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris, meskipun beberapa negara menerapkan label ini hanya pada sayap militernya.
Agresi yang dilakukan Israel ini menyebabkan sebanyak 11.320 orang warga Gaza tewas dan 21 rumah sakit di sana tidak berfungsi lagi.
Sejarah Terbentuknya Hamas
Hamas merupakan kelompok militan Palestina telah berjuang untuk memerintah Gaza dan tetap berkomitmen untuk melawan Israel dengan kekerasan. Serangan mendadaknya terhadap Israel pada 2023 mengancam konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Hamas, singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya “Gerakan Perlawanan Islam”, didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin.
Ia merupakan seorang ulama Palestina yang menjadi aktivis di cabang lokal Ikhwanul Muslimin setelah mengabdikan masa kecilnya untuk kesarjanaan Islam di Kairo.
Pendiri Hamas seringkali berkhotbah dan melakukan kegiatan amal di Tepi Barat dan Gaza, yang kedua daerah ini diduduki Israel setelah Perang Enam Hari tahun 1967.
Yassin mendirikan Hamas sebagai sayap politik Ikhwanul Muslimin di Gaza pada bulan Desember 1987, setelah pecahnya intifada pertama, pemberontakan Palestina melawan pendudukan Israel di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.
Pada saat itu, tujuan Hamas adalah untuk melawan Jihad Islam Palestina (PIJ), organisasi lain yang komitmennya melawan Israel dengan kekerasan mengancam akan menarik dukungan Palestina dari Ikhwanul Muslimin.
Tuduhan Israel Terhadap Hamas di Tahun 2023
Dalam upaya membebaskan warga Palestina yang terus menerus dijajah oleh Israel, tidak sedikit Hamas mendapatkan tuduhan yang mengacu kepada kegiatan terorisme yang dibuat oleh Israel.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, dikutip dari laman Deccan Herald, para pejabat Israel terus bersikeras pada Minggu bahwa Hamas menggunakan pusat kesehatan di wilayah tersebut sebagai perisai manusia.
Laksamana Muda Daniel Hagari, kepala juru bicara militer Israel, mengatakan Hamas “secara sistematis” mengeksploitasi fasilitas medis.
Mereka menuduh Hamas menggunakan rumah sakit tercanggih di Gaza untuk dijadikan sebagai pusat komando dan kendali bawah tanah.
Akibat dari tuduhan tersebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah mendokumentasikan lebih dari 100 serangan terhadap sistem pelayanan kesehatan di Jalur Gaza.
Sementara itu, dikutip dari laman CNA, Rumah Sakit Indonesia yang menjadi salah satu rumah sakit yang ikut dituduh oleh Israel pun membantah tuduhan tersebut.
“Rumah Sakit Indonesia di Gaza merupakan fasilitas yang dibangun oleh masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam keterangannya, Selasa.
Pernyataan itu muncul sehari setelah juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa Rumah Sakit Indonesia dibangun di lokasi yang berada di atas jaringan terowongan Hamas.
Badan amal Indonesia yang mengoperasikan rumah sakit tersebut, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), juga membantah bahwa fasilitas tersebut digunakan oleh Hamas.
“Apa yang dituduhkan Israel kepada kami bisa menjadi prasyarat bagi mereka untuk melancarkan serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza,” kata Kepala MER-C Sarbini Abdul Murad di Jakarta, Senin.
Pihak MER-C juga mengatakan jika ruang bawah tanah digunakan untuk menyimpan persediaan bahan bakar yang digunakan untuk operasional rumah sakit.
Selain itu, sebuah akun X bernama @AvivaKlompas menyebarkan tuduhan IDF yang mengatakan jika mereka menemukan jadwal yang diklaim sebagai nama teroris Hamas yang menjaga para sandera Israel.
Namun sayangnya, postingan tersebut dihapus setelah mendapatkan banyak kecaman dari warganet.
Diketahui, saat warganet menerjemahkan ‘jadwal’ tersebut ternyata huruf yang tercantum pada kertas hanyalah nama-nama hari dalam kalender.
Website Hamas Tidak Berbau Teroris
Setelah banyaknya tuduhan yang dilemparkan oleh pihak Israel, seorang warganet di media sosial X bernama @Greschinov, membagikan pandangannya terhadap website Hamas yang bisa diakses oleh publik.
Ia mengklaim website tersebut jauh dari konten yang berbau terorisme. Lebih lanjut lagi, ia mengatakan, website tersebut malah lebih komprehensif karena memberikan banyak informasi mengenai keadaan di Gaza.
“Pernah ngga buka website pejuang Hamas? Isinya sangat komprehensif, ada banyak video, laporan, dan buletin. Ada versi Inggris juga. Gue pas buka ini kayak, ‘Ini mah kagak ada teroris-terorisnya, lebih tepat disebut tentara profesional yang punya akuntabilitas,’” tulisnya.
Hal tersebut juga disetujui oleh banyak warganet. Banyak yang menganggap jika website Hamas memiliki desain yang rapi dan sangat informatif.
Mereka juga menganggap website tersebut bisa saja dikelola oleh orang-orang yang memang profesional dan menekuni bidang IT dengan baik.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda