Tuturpedia.com – Belakangan beredar video di media sosial memperlihatkan seorang guru honorer yang menangis sembari terduduk saat demo di Garut, mirisnya, guru ini mendapatkan respons tak layak dari Ketua DPRD Garut.
Dikutip Tuturpedia.com, Sabtu (15/6/2024), kronologi peristiwa ini terjadi ketika guru honorer tengah melakukan aksi di Gedung DPRD Garut untuk memperjuangkan formasi PPPK mereka pada Jumat (14/6/2024) lalu.
Melalui unggahan akun Instagram @memomedsos, terlihat Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah turun dari mobil.
Ketika Euis datang, salah seorang guru honorer ada yang menangis sembari terduduk. Bukannya menanggapi dengan sikap penuh empati, Euis justru melontarkan kata-kata yang terkesan seolah tak peduli.
Saat itu, Euis meminta sang guru untuk lanjut menangis dan berlalu begitu saja memasuki Sekretariat DPRD Garut.
“Narangis didinya nya, sing sae (menangis aja di situ ya, yang bagus),” ujar Euis.
Para guru honorer yang mendengar pun emosi mempertanyakan kata-kata yang keluar dari mulut seorang Ketua DPRD Kabupaten itu.
“Kok bahasanya gitu Bu? Itu bahasa jaga!” ujar salah seorang guru dalam video.
Tak hanya itu saja, para guru juga melontarkan rasa tak terima dengan perkataan Ketua DPRD Garut yang dinilai acuh tak acuh tersebut.
“Kita bicaranya baik-baik, kita gak anarki, kita punya attitude, ibu sendiri tidak punya attitude,” timpal salah seorang guru honorer lainnya.
Kontan saja, video yang beredar itu mengundang berbagai komentar warganet yang kebanyakan ikut menghujat respons yang diberikan oleh Ketua DPRD Garut tersebut.
“Pas nyalon aja merengek minta suara, pas jdi beda cerita,” tulis warganet melalui akun @rad.***
“Dia lupa dia jadi kek sekarang karna guru, dasar kosong,” Komentar salah seorang akun @onn***.
Ada juga yang dengan tegas mengatakan jika wakil rakyat tidaklah berguna, seperti yang ditulis akun @let***.
“Namanya aja wakil rakyat tapi GAK GUNA,” tulis warganet @let***.
“Wujud asli nya keluar klo uda duduk di kursi dpr,” komentar akun @bla***.
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.
