Indeks

Viral Oknum Bidan Sekaligus Lurah Diduga Lakukan Malapraktik hingga Pasien Alami Pembengkakan Ginjal dan Meninggal

Ilustrasi bidan Z saat menyuntikkan obat. Foto: pexels.com/lazymonkey
Ilustrasi bidan Z saat menyuntikkan obat. Foto: pexels.com/lazymonkey

Tuturpedia.com – Viral oknum bidan sekaligus lurah melakukan malapraktik hingga membuat pasien mengalami pembengkakan ginjal dan meninggal dunia. 

Dikutip Tuturpedia.com, Sabtu (4/5/2024), bidan tersebut berada di Kota Prabumulih, Sumatra Selatan dengan inisial Z. 

Kasus dugaan malapraktik ini ramai dibicarakan lantaran beredar berbagai platform media sosial. 

Video memperlihatkan oknum bidan memasukkan cukup banyak cairan ke dalam spuit jarum suntik berukuran besar, setelah itu cairan racikan beberapa obat tersebut disuntikkan kepada korban. 

Dilansir Tuturpedia.com dari akun Instagram @voltcyber_v2, awalnya pasien pada 23 November 2023 mengeluh sakit mag dan dibawa berobat ke bidan . 

Bidan kemudian menyarankan pasien berinisial R itu untuk dirawat kurang lebih selama satu minggu. Anehnya, saran untuk dirawat tersebut diberikan tanpa adanya pemeriksaan lebih lanjut seperti cek lab dan CT scan

Bidan kemudian memberikan resep obat-obatan yang tak diketahui oleh keluarga pasien. Setiap ditanya soal obat yang disuntikkan, oknum bidan ini selalu mengatakan sesuai resep.

Seminggu dirawat, pasien yang sudah diperbolehkan pulang justru mengalami sakit yang makin parah. Akhirnya pasien atau korban dibawa kembali ke rumah bidan tersebut dan disuntik berbagai macam obat. 

Karena masih tak ada perubahan dan makin parah, keluarga kemudian memutuskan membawa pasien ke rumah sakit. Namun ironisnya, korban ternyata didiagnosis mengalami pembengkakan dan harus cuci darah. 

Usai lakukan cuci darah sebanyak enam kali, korban dinyatakan meninggal dunia pada Senin, 22 Januari 2024. Sementara itu, pihak keluarga korban mengungkapkan kasus tersebut agar tidak terjadi kembali kepada warga lain.  

“Kami keluarga sepakat mengangkat kasus ini. Awalnya kami tidak mau, apalagi ayah selalu melarang, namun kami menduga ada kejanggalan,” ungkap sang anak korban yang tidak diketahui namanya dikutip dari akun @dokter.edukasi

Keterangan dari Bidan

Di lain sisi, bidan berinisial Z  ini mengaku hanya menyuntikkan obat antivitamin yang dioplos dengan aquades. Ia juga menjelaskan alasannya menggunakan spuit suntikan berukuran besar lantaran spuit yang besar bisa mendorong obat masuk lebih cepat. 

“Itu hanya obat suntik antimuntah dan vitamin. Tidak lebih dari itu, hanya dioplos pakai aquades, karena kan kalau orangnya kurus pakai spuit kecil, obatnya mental, susah didorong, jadi obat ranitidin injeksi itu dioplos pakai spuit yang agak besar, jadi dia cair sehingga mendorong obat untuk masuk, dorong obatnya biar cepat masuk,” terang bidan Z.***

Penulis: Niawati.

Editor: Annisaa Rahmah.

Exit mobile version