Tuturpedia.com – Ramai di media sosial, mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta diminta mendaftar pinjaman online saat masa orientasi. Permintaan ini diserukan oleh Dewan Mahasiswa (Dema) UIN dikarenakan penyelenggaraan masa orientasi universitas tersebut disponsori oleh beberapa marketplace dan pinjaman online.
Tentu, hal ini menjadi polemik bagi mahasiswa baru selama ospek berlangsung. Sebab, sempat ada kasus mahasiswa terlilit hutang pinjol beberapa waktu ke belakang.
Dema UIN kerjasama dengan 3 lembaga
Dikutip dari akun Instagram resmi @demauinsurakarta, Selasa (8/8/2023), pihak DEMA UIN Surakarta sempat membagikan surat keterangan kerjasama kepada publik di hari sabtu (5/8/2023).
Pada surat keterangan tersebut, terlihat DEMA UIN Surakarta bekerja sama dengan tiga lembaga untuk melangsungkan rangkaian masa orientasi mahasiswa baru. Ketiga lembaga tersebut di antaranya Bank BCA, Aladin, dan Akulaku.
Mereka juga menyebutkan, segala bentuk kerjasama yang terjadi pada tiga lembaga tersebut hanya sampai tahap registrasi atau aktivasi akun saja.
Dema UIN Surakarta juga menjamin keamanan data para mahasiswa baru dengan bernaung pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Meski begitu, kolom komentar dari postingan ini diwarnai dengan tagar #RapotmerahDemaUINRMS dan menuai banyak kritikan dari warganet. Beberapa di antaranya mempertanyakan MOU dari kerjasama tersebut.
“UIN KERJASAMA SAMA PINJOL? Mau ada dasar hukum dari OJK kek apa kek. Pinjol lho ini? Kalo gaada uang nya mending dimintain dah per anak ada htm nya. Daripada pendanaan dari PINJOL,” tulis akun Instagram @saf*********ana.
“MOU nya terlampir juga dong. Beneran kerjasama apa engga. Walaupun aktifasi doang, tanggung jawab moral kalian mana? Nanti slogan PBAK nya islami, disuruh nyanyi ya lal wathon, tapi kerja sama sama pinjol yang mana itu riba. MALUUUUU!!!” lanjutnya lagi.
Selain itu beberapa orang juga menanyakan penggunaan uang keuntungan dari kerjasama dengan pinjol tersebut.
“Terus uang keuntungan dari get member di akulaku itu mau dikemanakan? Atau ini akal²an supaya dapat uang tambahan terus digunakan politik tertentu? Atau mungkin takut terjerat kasus korupsi seperti taun sebelumnya? Kan kalo make apk langsung masuk ke rekening akun utama jadi biar ga keliatan klo mau dikorup wkwk,” tulis akun @ak******n__.
Uang keuntungan digunakan untuk FESBUD
Selain di Instagram, kabar ini pun mencuat dan ramai di media sosial Twitter. Dikutip dari akun Twitter @mazzini_gsp, Selasa (8/8/23), akun tersebut membagikan kasus ini dan mendapatkan banyak tanggapan warganet.
Seperti tanggapan dari akun @ki*****a, dirinya membagikan fakta bahwa dana komisi dari pinjaman online tersebut kemungkinan besar digunakan untuk menyelenggarakan Festival Budaya (FESBUD).
“Wkwk terus maba jg suruh download aladin (semacam bank digital) make kode reff. Nanti dapet komisi 50rb dan di suruf tf ke rekening panitia wkwkwk” ujarnya.
“Katanya si buat ngadain FESBUD semacam konser gt tapi dananya kurang makanya sampe ky gt Nah pas ada klarif dari rektorat ternyata acara FESBUD itu inisiatif dari dema sendiri, jadi diluar PBAK dan jadilah ga ada dana” tambahnya lagi.
Dikutip dari akun instagram @demauinsurakarta, Selasa (8/8/23), setelah kasus ini mencuat Dema kampus UIN Surakarta menyatakan, kerjasama antara pinjol tersebut sudah berakhir.
Postingan permintaan maaf dan hastag #pinjolbukansolusi tersebut mengajak para mahasiswa baru untuk meluapkan keresahannya tentang kerjasama ini. Namun, beberapa pihak menilai jika permintaan maaf pihak DEMA UIN Surakarta ini terlihat tidak serius.
“Rasanya permintaan maaf ini tidak serius minta maaf, buatlah postingan permintaan maaf yang secara baik & benar, perlu literasi untuk minta maaf di media sosial kah ???? Sekelas Dema Permintaan maaf kok seperti ini, dipersilahkan pengurus Dema segera mengundurkan diri,” ujar akun @aj**.*******ono.
Terlihat juga mahasiswa baru yang ikut berkomentar dan meluapkan kekecewaannya. Ia juga meminta agar akun pinjol yang sudah ter-registrasi dapat dihapus dan datanya bisa diamankan.
“Saya, selaku maba kecewa berat sama kalian wkwkwkwkkw pokoknya, gimana caranya biar akunnya dihapus, dan scan ktp nya bisa dihapus dari registrasinya kemaren” tulis akun @in*******ba.
Surat Pernyataan Rektor
Kasus ini pun akhirnya didengar dan ditindaklanjuti oleh Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta. Dikutip dari akun Instagram resmi @uin_rmsaid, Selasa (8/8/23), Rektor telah mengeluarkan surat pernyataan atas permasalahan tersebut.
Pada surat pernyataan tersebut tertulis, masa orientasi mahasiswa baru atau PBAK dibiayai sepenuhnya oleh kampus.
Namun, mengenai Festival Budaya tidak ada sangkut pautnya dengan rangkaian PBAK. Festival Budaya merupakan acara DEMA dan SEMA UIN, sehingga penggalangan dana sponsorship dilakukan secara individu.
Selain itu, di surat tersebut pun tertulis, DEMA dan SEMA UIN tidak melaporkan sponsorship kepada pimpinan Universitas.
Rektor pun melakukan pemanggilan kepada pihak DEMA dan SEMA UIN agar membatalkan kerjasama sponsorship tersebut selama 1×24 jam. Kasus ini pun akan diselesaikan sepenuhnya oleh DEMA dan SEMA UIN Surakarta.
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Al-Afgani Hidayat
















