banner 728x250

Viral! Bocah SD di Cirebon Depresi hingga Berhenti Sekolah Lantaran Handphone Miliknya Dijual oleh Sang Ibu

TUTURPEDIA - Viral! Bocah SD di Cirebon Depresi hingga Berhenti Sekolah Lantaran Handphone Miliknya Dijual oleh Sang Ibu
Bocah SD di Cirebon depresi karena hapenya dijual ibu. Foto: Tangkapan layar YouTube Pratiwi Noviyanthi.
banner 120x600

Tuturpedia.com – Beredar sebuah video di sosial media X (Twitter) yang viral, seorang bocah SD di Cirebon depresi berat selama 10 bulan karena ponsel miliknya dijual oleh sang ibu. 

Dikutip Tuturpedia.com dari akun X (Twitter) @Little_secret9 pada Selasa (14/5/2024), diperlihatkan seorang anak berinisial ARD (12) yang berteriak, menangis dan histeris. 

Untuk diketahui, bocah SD di Cirebon ini depresi berat selama hampir satu tahun lantaran ponsel miliknya dijual oleh sang ibu, Siti Anita untuk kebutuhan sehari-hari. 

Sang ibu terpaksa melakukan hal demikian karena suaminya tidak memberikan nafkah selama 8 bulan bekerja di luar kota. 

Perubahan sikap pun terjadi pada ARD usai handphone miliknya dijual oleh sang ibu. Ia jadi kerap melamun, dan mengamuk hingga menggebrak meja. 

Siti Anita sempat melakukan ruqiyah pada sang anak, tetapi kesembuhan tak kunjung datang. Akhirnya ARD pun terpaksa berhenti sekolah karena perilakunya membuat teman-temannya takut. 

Terkait peristiwa yang dialami oleh ARD, Dinas Pendidikan Kota Cirebon serta Polsek Kesambi dan Polres Cirebon Kota pun mendatangi rumah ARD. 

Menurut keterangan Ade Cahyaningsih selaku Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Cirebon, permasalahan bermula dari permasalahan ekonomi. Ironisnya, ponsel yang dimiliki oleh ARD ini ternyata ia dapatkan merupakan hasil dari menabung. 

“Awalnya ini sebetulnya permasalahan keluarga, dan berkaitan dengan permasalahan ekonomi, artinya Ananda ini menurut cerita dari Pak RT, Pak RW yang sudah kami dapat itu, anak ini mengumpulkan uang untuk mendapatkan handphone ini. Jadi beli handphone ini dari uang sendiri, menabung dia,” ujar Ade. 

ARD juga dikenal sebagai anak yang baik dan cerdas di sekolahnya, tetapi permasalahan dan perubahan sikap mulai terlihat usai sang ibu menjual handphone miliknya. 

“Anaknya baik dan kecerdasannya juga bagus tidak ada masalah dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Jadi, memang permasalahan bermula dari penjualan handphone oleh ibunya,” lanjut Ade. 

Pihak Dinas Pendidikan akan memberikan terapi untuk ARD secara berkelanjutan dan berkesinambungan.  

“Hanya karena ini harus terkait terapi ini yang kita butuhkan. Jadi, bantuan ini bukan sifatnya dadakan nanti tetapi yang sifatnya berkelanjutan,” tukas Ade.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda