Indeks
News  

Viral! Beredar Buku Pedoman Bullying PPDS Undip Berjudul Unthulektomi di Media Sosial X 

Penampakan Unthulektomi atau buku pedoman bullying yang diduga dibuat oleh senior PPDS Undip. Foto: x.com/txtdarijasputih
Penampakan Unthulektomi atau buku pedoman bullying yang diduga dibuat oleh senior PPDS Undip. Foto: x.com/txtdarijasputih

Tuturpedia.com – Viral di media sosial X mengenai buku pedoman perundungan (bullying) yang menjadi sorotan usai mahasiswi PPDS Universitas Diponegoro (Undip) meninggal dunia diduga bunuh diri. 

Dikutip Tuturpedia.com, Sabtu (17/8/2024), isi buku perundungan tersebut diungkapkan oleh salah seorang akun X @txtdarijasputih

Dalam postingan tersebut, pengguna memberikan narasi soal buku Unthulektomi yang berisi aturan yang diduga ditulis oleh para senior untuk juniornya. 

“Ternyata buku Unthulektomi ini cuma kulit2nya aja ya. Siapa yang bikin ini rasanya layak dicari,” tulis akun itu. 

Adapun salah satu isi dalam buku pedoman itu berupa aturan hierarki bertanya mahasiswa, di mana mahasiswa semester 1 hanya boleh bertanya pada mahasiswa satu tingkat di atasnya yakni semester 2, begitu seterusnya. 

Aturan lainnya yang tertulis dalam buku pedoman itu meliputi sebagai berikut:

  • Junior harus datang lebih dulu dari senior.
  • Junior makan lebih belakangan.
  • Tiap pagi sebelum berangkat harus sudah sarapan.
  • Yang penting manut.
  • Jangan banyak bertanya.
  • Utamakan salat jangan sampai tidak salat.

Tak hanya itu saja, akun @bambangsuling11 juga membeberkan cerita pengalaman mahasiswa kedokteran spesialis anestesi di Undip di mana beban kerja para PPDS ini sangat berat. 

Para dokter muda harus bekerja setiap hari mulai dari pukul 06.00 WIB pagi hingga pukul 03.00 WIB dini hari. Jika pun pulang pada pukul 23.00 WIB sudah termasuk dalam kategori pulang cepat. 

Sementara itu, menanggapi viralnya buku pedoman bullying PPDS Undip, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan tengah melakukan investigasi tentang kebenarannya. Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. 

“Iya dalam proses investigasi aduan perundungan,” kata Siti Nadia Tarmizi, Kamis (15/8/2024).

Kendati demikian, Nadia menuturkan jika proses investigasi buku tersebut memiliki dua kemungkinan, yakni dapat ditemukan buku tersebut namun bukan tak mungkin juga sulit. 

Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes itu pun dengan tegas mengatakan akan melakukan upaya untuk mencegah perundungan di semua lingkungan dan jajaran RS vertikal. 

“Dan mengambil tindakan tegas terhadap perundungan bila ini terjadi di institusinya,” ucapnya.***

Penulis: Niawati

Editor: Annisaa Rahmah

Exit mobile version