banner 728x250
Health  

Viral Bapak Kos di Semarang Konsumsi Daging Kucing, Ini Bahaya dan Bagaimana Ketentuannya dalam Islam 

Ilustrasi daging kucing yang dikonsumsi oleh Nur, bapak kos di Semarang untuk obati diabetes. Foto: pexels.com/mati
Ilustrasi daging kucing yang dikonsumsi oleh Nur, bapak kos di Semarang untuk obati diabetes. Foto: pexels.com/mati
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Viral seorang pemilik kos di Semarang, Nur, digerebek saat mengonsumsi daging kucing

Dikutip Tuturpedia.com, Kamis (8/8/2024), dalam video yang beredar di media sosial, pria tersebut mengaku mengonsumsi daging kucing untuk obat diabetes yang dideritanya. 

Dalam rekaman video yang beredar, terdengar suara Nur yang mengatakan alasannya yang lebih memilih menyantap daging kucing dibandingkan daging ayam. Ia mengaku lebih mudah menangkap kucing untuk dikonsumsi, selain itu dirinya tak memiliki uang untuk membeli daging ayam. 

“Daripada saya bunuh diri? Daripada saya yang mati mending kucing yang mati, dong,” ujar Nur. 

Nur juga mengatakan usai mengonsumsi daging kucing, kadar gula darah di tubuhnya makin menurun. 

“Kalau nggak makan daging, tinggi terus gulanya,” jelasnya.

Namun apakah benar konsumsi daging kucing dapat menurunkan gula darah? Bukankah daging kucing tidak lazim untuk dimakan? 

Menurut Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner SIKIA Universitas Airlangga (Unair), Prima Ayu Wibawati, mengonsumsi kucing sangatlah tidak etis dan justru berbahaya bagi tubuh. Berikut penjelasannya. 

Tak Terjamin Aman 

Prima menjelaskan jika tidak ada jaminan keamanan mengonsumsi daging kucing dari mulai cara penangkapan hingga penyembelihannya. Hal ini lantaran tak ada standardisasi pemotongan kucing hingga pemakaiannya. 

“Sudah jelas jaminan keamanannya tidak ada. Mulai dari penangkapan, transportasi ternak hingga bagaimana cara penyembelihannya, kita gak tahu. Mungkin saja kucing membawa bibit penyakit,” ucap Prima. 

Potensi Bahaya Penyakit Menginfeksi 

Lebih lanjut, Prima menjelaskan bahwa orang yang mengonsumsi daging kucing dapat berpotensi terkena penyakit meat borne disease. Adapun meat borne disease merupakan penyakit yang muncul oleh kontaminasi bakteri yang ada pada daging. 

Ancaman beberapa penyakit imbas mengonsumsi daging kucing yakni brucellosis, salmonellosis, tuberculosis, intoxication, taeniasis, trichinosis, botulism, staphylococcal meat hingga clostridiosis.

Tak hanya itu saja, pengonsumsi daging kucing juga bisa terkena penyakit rabies. 

Termasuk dalam Pelanggaran 

Seperti yang diketahui, kucing merupakan hewan peliharaan yang tidak diperkenankan untuk dikonsumsi. 

Selain itu, asal-usul kucing pun perlu diperhatikan. Ketika seseorang mengonsumsi daging kucing, tentu besar kemungkinan pelaku mendapatkan kucing tersebut dari mana saja atau bahkan dari hasil mencuri. 

Tentunya proses pemotongan yang dilakukan pasti tidak berperikehewanan karena tidak ada standar pemotongan yang berlaku untuk hewan berbulu ini. 

“Bisa dibayangkan, sebenarnya kucingnya didapat dari mana, bisa juga kucing peliharaan yang dicuri. Tindakan pemotongan juga pasti tidak berperikehewanan, karena memang bukan produk pangan yang ada standar pemotongannya,” lanjut Prima. 

Konsumsi Daging Kucing dalam Islam 

Dikutip dari channel YouTube Magenta Islam, dalam Islam sendiri daging kucing termasuk salah satu daging yang haram untuk dikonsumsi. 

Hal ini senada dengan pendapat yang dianut Imam Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, di mana kucing termasuk dalam hewan pemangsa yang memiliki dan terkadang memakan bangkai layaknya singa. 

“Kucing itu tidak halal karena terdapat sabda Nabi yang menyatakan bahwa kucing itu termasuk hewan memangsa. Kucing memangsa dengan taring dan terkadang memakan bangkai sebagaimana singa,” isi dari kitab tersebut. 

Selain itu, larangan memakan daging kucing juga tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 172, Allah Swt. berfirman sebagai berikut; 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurụ lillāhi ing kuntum iyyāhu ta’budụn.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.***

Penulis: Niawati

Editor: Annisaa Rahmah