Tuturpedia.com – Viral antrean mengular berjam-jam di sebuah mal di bilangan Jakarta demi untuk mendapatkan boneka Labubu.
Dikutip Tuturpedia.com, Rabu (18/9/2024), antrean tersebut viral di media sosial usai diunggah oleh salah seorang pengguna X @shandya.
Dalam postingan itu memperlihatkan banyak orang yang antre untuk membeli boneka Labubu dari subuh hingga mal tutup.
Bahkan antrean itu sempat rusuh dan terjadi dorong-dorongan hingga cekcok antar para pembeli.
Selain itu, ada juga ancaman dari para pembeli yang merasa dirugikan dan hendak dibawa ke jalur hukum namun berakhir damai.
“Nangis ga lo liat vt semalem orang2 dewasa antre berjam2 sampe berakhir rusuh demi membeli Labubu, pada saat bersamaan ada adek2 kecil kreasi bikin Labubu sendiri pake kertas & selotip. It feels wrong,” tulis akun @shandya.
Lantas apa sih boneka Labubu itu? Dari mana asal usulnya dan bagaimana mulanya bisa viral di Indonesia?
Apa Itu Boneka Labubu?
Saat ini, banyak kalangan ini memperebutkan boneka Labubu. Bahkan banyak yang rela antre depan Mal Gandaria City sejak subuh untuk mendapatkan boneka satu ini.
Labubu sendiri merupakan boneka unik yang berwujud peri namun memiliki tampilan menyerupai monster.
Boneka satu ini diproduksi oleh Pop Mart dengan ciri khas meliputi badan berbulu, gigi runcing, dan telinga yang panjang, belum lagi senyumnya yang menyeramkan.
Boneka satu ini merupakan ciptaan dari Kasing Lung, seorang seniman asal Hong Kong. Sebelumnya ada juga karakter Zimomo, Spooky, dan Tycoo namun Labubu jadi yang paling terkenal di antara keempatnya.
Boneka yang viral ini dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp300 ribu hingga Rp14,5 juta. Harga tersebut tergantung jenis dan ukuran dari boneka Labubu.
Awal mula kepopuleran boneka Labubu bermula ketika salah satu anggota BLACKPINK, Lisa sempat mengunggah foto Labubu miliknya melalui akun Instagram pribadinya pada April 2024.
Unggahan ini kontan membuat banyak masyarakat khususnya penggemar Lisa di berbagai negara khususnya Asia seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, tak terkecuali Indonesia.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah
