Tuturpedia.com – Dalam beberapa tahun terakhir, vape telah menjadi alternatif merokok yang semakin populer.
Penggunaan rokok elektrik yang dikenal dengan istilah vaping berbeda dengan penggunaan rokok tembakau pada umumnya.
Vape melibatkan perangkat yang memanaskan nikotin bersama dengan perasa dan bahan kimia lainnya untuk menghasilkan aerosol yang dihirup oleh pengguna.
Meskipun sering dianggap sebagai kebiasaan yang tidak terlalu berbahaya, sama halnya dengan rokok hal ini sangat membuat ketagihan dan dampak jangka panjangnya yang hingga kini belum sepenuhnya dipahami.
Vape Bisa Timbulkan Generasi Baru Kecanduan Nikotin
Di kalangan generasi muda, rokok elektrik, khususnya rokok sekali pakai, lebih populer dibandingkan produk tembakau tradisional lainnya.
Dikutip Tuturpedia dari laman John Hopkins Medicine, Kamis (7/3/2024), Survei Tembakau Remaja Nasional tahun 2021 ada lebih dari 2 juta siswa sekolah menengah dan menengah atas di AS dilaporkan menggunakan rokok elektrik pada 2021. Sementara itu, lebih dari 8 dari 10 remaja tersebut menggunakan rokok elektrik beraroma.
Ada tiga alasan mengapa rokok elektrik sangat menarik bagi kaum muda, yaitu:
- Pertama, banyak remaja yang percaya bahwa vaping tidak seburuk merokok.
- Kedua, rokok elektrik memiliki biaya per penggunaan yang lebih rendah dibandingkan rokok tradisional.
- Ketiga, kaum muda dan orang dewasa menganggap kurangnya asap rokok merupakan hal yang menarik. Karena tidak berbau, rokok elektrik mengurangi beberapa stigma terhadap rokok.
Vape Tetap Berbahaya bagi Kesehatan
Tahukah kamu? Pada rentang waktu 2019 hingga 2020 ada 2.800 pasien dirawat di rumah sakit dan 68 orang meninggal dunia karena terkena cedera paru-paru terkait penggunaan rokok elektrik atau vaping (EVALI).
Sayangnya, sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi di kalangan remaja dan dewasa muda.
Menurut dari laman News Medical Life Science, penggunaan rokok elektrik juga dikaitkan dengan disfungsi kardiovaskular pra-gejala.
Uap yang dihirup dari rokok elektrik mengandung zat berbahaya termasuk diacetyl, yang terkait dengan penyakit paru-paru dan penyakit jantung. Uap rokok elektrik juga diketahui mengandung bahan kimia penyebab kanker.
Bahkan, rokok elektrik juga menimbulkan risiko menjadi perokok pasif, sama seperti rokok tembakau biasa.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda