banner 728x250

Usai Dipecat PDIP, Tia Rahmania Datangi Mabes Polri untuk Konsultasi

Tia Rahmania laporkan PDIP ke Bareskrim Polri. Foto: instagram.com/tiarahmania_bantenofficial
Tia Rahmania laporkan PDIP ke Bareskrim Polri. Foto: instagram.com/tiarahmania_bantenofficial
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Caleg DPR RI terpilih dari Daerah Pemilihan Banten I, Tia Rahmania mengaku kecewa dengan keputusan partainya, PDI Perjuangan (PDIP) yang memecatnya dengan tuduhan menggelembungkan suara saat Pemilu 2024 lalu.

Usai dipecat PDIP, Tia Rahmania otomatis gagal menjadi anggota DPR RI terpilih karena statusnya sudah tidak lagi kader PDIP. Ia kemudian mendatangi Mabes Polri untuk berkonsultasi. Sebab, dirinya merasa tidak melakukan kecurangan penggelembungan suara seperti yang dituduhkan.

Belakangan, nama Tia Rahmania juga viral karena kritik tajam yang dilontarkannya kepada Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron. 

Dalam video yang beredar di media sosial, Tia mengkritik lantang soal kasus Ghufron yang pernah memberikan rekomendasi mutasi temannya yang berstatus ASN. Nahas, setelah videonya viral, PDIP justru memecatnya. 

Tia mengaku kecewa dengan keputusan partainya, apalagi tuduhan terhadapnya soal penggelembungan suara disebut mencoreng nama baiknya.

“Sesungguhnya secara khusus saya ingin sampaikan rasa kecewa mendalam, terkait keputusan KPU RI yang mana itu mengakomodir dari keputusan Mahkamah Partai PDI Perjuangan, tempat saya berlindung. Di mana itu adalah rumah saya yang secara sepihak saya dituduh menggelembungkan suara,” kata Tia di Bareskrim Polri, Jakarta, dikutip Sabtu (28/9/2024).

Dia ingin meminta pandangan hukum dari Polri, atas kasus yang tengah dialaminya. Di sisi lain, dia juga sudah menggugat PDIP ke PN Jakarta Pusat.

“Saya di sini (Mabes Polri) ingin melakukan konsultasi karena sesungguhnya hasil putusan Bawaslu Provinsi hal tersebut bukan seperti itu adanya. Oleh sebab itu saya dan tim kuasa hukum mendatangi Mabes Polri untuk konsultasi,” tambah psikolog ini.

Ia juga menegaskan, keinginannya melaporkan PDIP bukan untuk meminta kursi di DPR kembali, tetapi untuk memulihkan nama baiknya.

“Saya seorang dosen dan juga seorang ibu. Saya tidak ingin dikenal masyarakat sebagai orang yang tidak berintegritas. Ini bukan soal keinginan mengembalikan posisi menjadi legislator (DPR) kembali, tapi saya ingin membersihkan nama baik saya,” terangnya.

Ia mengaku keberaniannya bersuara dan menjunjung keadilan lantaran mendapat bimbingan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. 

“Ibu Mega mengatakan bahwa kita harus berani menyampaikan keadilan, walaupun itu pahit. Dari beliau juga saya belajar agar menjadi perempuan yang selalu berusaha, berani, dan terus bangkit meski dalam keadaan sulit sekalipun,” ujar Tia.***

Penulis: Angghi Novita

Editor: Annisaa Rahmah