banner 728x250

Usai Dihujat dan Dianggap Rasis, Senator Bali Arya Wedakarna Sampaikan Klarifikasi 

TUTURPEDIA - Usai Dihujat dan Dianggap Rasis, Senator Bali Arya Wedakarna Sampaikan Klarifikasi 
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Salah seorang anggota DPD RI Arya Wedakarna mendadak viral di sosial media dengan mengatakan hijab sebagai penutup kepala tak jelas.

Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Rabu (3/1/2024), beredar sebuah video Arya Wedakarna yang menceritakan seorang frontliner Bandara I Gusti Ngurah Rai yang berhijab.

Dalam video tersebut ia menyatakan ketidaksukaannya pada frontliner bandara yang memakai hijab. Menurutnya hijab adalah penutup kepala yang tak jelas. Kontan video tersebut membuat para warganet mengamuk. 

“Saya nggak mau yang frontline-frontline itu, saya mau gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan, terbuka. Jangan kasih yang penutup-penutup nggak jelas. This is not Middle East. Enak aja di Bali. Pakai bunga kek, apa kek, pakai bije di sini. Kalau bisa, sebelum tugas, suruh sembahyang di pure, bije pake,” kata Arya sebagaimana dalam video yang beredar.

Usai dirinya dihujat habis-habisan oleh warganet hingga dianggap rasis, Arya Wedakarna akhirnya melakukan klarifikasi. 

Ia mengaku jika video tersebut telah dipotong oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dia juga menjelaskan, saat itu dirinya tengah melakukan pengarahan pada petugas dan juga pimpinan bea cukai yang hadir untuk memprioritaskan putra putri terbaik dari Bali guna menjadi staf di bagian depan atau frontliner

“Terkait dengan video viral yang beredar di masyarakat, bahwa video yang beredar adalah video yang telah dipotong oleh sejumlah media maupun oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar Arya dalam sebuah video unggahan di media sosial pribadinya.

“Saya kira hal ini sangat wajar, siapa pun dan di mana pun, semangat putra daerah menjadi cita-cita semua wakil rakyat,” tambahnya.

Ia pun menjelaskan jika pada saat rapat terjadi ada seorang karyawati Bali yang hadir. Dia kemudian mencontohkan pada para frontliner untuk berpakaian seperti karyawati tersebut, yaitu mengedepankan budaya Bali, seperti mengenakan bunga di telinga.

Selain itu, jika mungkin ia juga mencontohkan agar para frontliner mengenakan beras suci di dahi yang biasa didapat setelah persembahyangan. 

Arya kemudian menyatakan bahwa tak ada ucapannya yang menyinggung kelompok suku maupun agama manapun. Ia menegaskan jika arahannya tersebut sesuai dengan peraturan Daerah Bali No 2 Tahun 2012. 

“Maka dari itu kami tak ada menyebutkan nama agama apapun, nama suku apapun, dan juga kepercayaan apapun, bahwa hal tersebut sudah selaras dengan peraturan Perda Bali, Nomor 2 Tahun 2012, yakni tentang pariwisata Bali yang berlandaskan kebudayaan dan dijiwai agama Hindu,” tuturnya.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses