Tuturpedia.com – Setelah puncak ibadah haji selesai, para jemaah haji dari Indonesia kini mulai kembali ke Tanah Air secara bertahap.
Pada proses pemulangan jemaah haji Indonesia tahun ini, ada sebuah prosesi unik yang digelar di halaman dan lobi Hotel Rizq Palace, Misfalah, Makkah.
Dikutip Tuturpedia.com dari laman kemenag.go.id pada Jumat (5/7/2024), hotel tersebut mengiringi kepulangan jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) SUB 46 dengan tari ardah dan selawat badar.
Di halaman hotel tampak berjajar enam orang pria yang mengenakan sorban sedang menunggang kuda-kuda kekar.
Sementara di bagian lobi berjajar pria-pria dengan jubah perang khas jazirah Arab lengkap dengan senjata di tangan mereka dan bendera Arab Saudi.
Perlahan, musik khas teluk pun mengalun dan pria-pria bersorban tersebut mulai menari dengan iringan selawat badar dari satu pria lainnya. Tak lama, pintu lift hotel pun mulai terbuka dan satu per satu jemaah mulai keluar meninggalkan hotel.
“Tradisi ini namanya ardah. Ini tarian tradisional khas jazirah Arab. Biasanya ditampilkan di acara-acara istimewa kerajaan atau pernikahan. Kali ini kami hadirkan di hotel kami untuk memberikan kenangan bagi jemaah haji Indonesia,” tutur Bassam Abdurrazaq, pemilik hotel tersebut.
Salah satu jemaah, Mufridah pun mengaku senang dan sangat terkesan dengan pelayanan tersebut.
“Senang, karena datang disambut, pulang juga diantar dengan meriah sekali. Pelayanannya juga sangat baik,” ujar Mufridah.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad juga mengapresiasi pelepasan jemaah haji dengan menampilkan kebudayaan Arab tersebut.
“Kami menyambut baik upacara semacam ini, karena menghidupkan kembali tradisi kita untuk membacakan selawat nabi bersama-sama kita melepas jemaah,” ucap Abdul Aziz.
Menurutnya, hal tersebut juga menjadi sarana untuk mengenalkan kebudayaan.
“Sekarang kita menghidupkan kembali tradisi ini dalam rangka perluasan kebudayaan antarbangsa,” sambungnya.
“Di Indonesia (membaca selawat bersama) itu mungkin sudah biasa, tapi kalau di Saudi mungkin perlu dihidupkan kembali tradisi ini,” pungkas Abdul Aziz.***
Penulis: Sri Sulistiyani.
Editor: Annisaa Rahmah.