Semarang, Tuturpedia.com – Lembaga riset Aksara Research and Consulting mengungkap kemenangan paslon nomor urut 1, Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminnudin di Pilwakot Semarang 2024 memiliki sejumlah faktor pendukung.
Diketahui, berdasarkan quick count Desk Pilkada Pemkot Semarang, paslon 01, Agustina-Iswar unggul dengan angka 57 persen, sedangkan perolehan paslon 02, Yoyok-Joss hanya 43 persen.
Supervisor Riset Aksara, Reyhan Maulana menyampaikan, dari hasil survei sebelum Rabu, 27 November 2024 atau pencoblosan, menurutnya masyarakat memahami program masing-masing calon.
“Hasil itu (quick count) sudah bisa kita prediksi dari apa yang kita temukan di lapangan saat melakukan survei jelang pencoblosan. Ada beberapa faktor, pertama program kerja 01 jauh lebih bisa diterima masyarakat dan mengena daripada 02,” paparnya, Selasa (3/12/2024).
Reyhan menyebut, program yang dimiliki Agustina-Iswar mengenai bantuan operasional RT dengan besaran Rp25 juta lebih mudah diterima dan diingat oleh masyarakat.
“Berbanding terbalik dengan program 02 seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) gratis, pendidikan gratis yang terlalu banyak dan sudah dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut menyebabkan masyarakat sulit untuk mengingat program tersebut, sekaligus menganggap bukan sesuatu yang baru lagi,” ungkapnya.
Dirinya menilai, faktor utama paslon 01 yang dapat meraih simpati pemilih yaitu program baru yang mudah dicerna.
“Sehingga top of mind survei kami, 59 persen responden menyatakan proker (program kerja) terbaik milik 01, berbanding 27 persen milik 02,” ungkapnya.
Meski diusung satu partai, yaitu PDI Perjuangan yang sebagai pemegang mayoritas suara di pemilu sebelumnya, membuat kinerja mesin partai berjalan efektif dan efisien.
“Pemilih PDI Perjuangan di pemilu lalu mayoritas memilih paslon yang diusungnya. Sedangkan, paslon nomor urut 02 yang diusung oleh 9 partai tersebut tidak berjalan maksimal,” tuturnya.
Lanjutnya, faktor lain dari pemilih Agustina-Iswar dari pemilih emosional dan rasional. Dirinya menyebut, pemilih rasional melihat penawaran program baru paslon Jaguar dinilai lebih realistis dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, suporter yang merupakan pemilih emosional tidak mampu dijaga oleh Yoyok-Joss dengan baik. Logikanya Yoyok yang menjabat sebagai CEO PSIS dipilih oleh suporter PSIS.
“Faktanya, karena faktor kekalahan dan penurunan prestasi PSIS sehingga suporter tidak memilih Yoyok dari kasus tersebut,” imbuhnya.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko
Editor: Annisaa Rahmah